PANGKALANBUN- Beban pedagang di Pasar Indra Sari, Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) semakin berat di masa pandemi Covid-19 ini.. Ratusan pedagang yang menempati kios-kios dan lapak diselasar pasar induk terbesar di Kobar itu, dipungut sejumlah uang setiap bulannya oleh oknum masyarakat, dengan alasan untuk iuran listrik dan keamanan.
Pangkalan Bun Antaramews Kalteng - Perusahaan produsen kayu lapis atau plywood, PT Korindo Ariabima Sari yang beroperasi di Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah, terpaksa memberhentikan pekerja mereka karena perusahaan tersebut berhenti beroperasi. "Langkah restrukturisasi diambil agar kedepannya perusahaan dapat beroperasi kembali, dengan manajeman yang ramping dan efisien," ucap HRD PT Korindo Ariabima Sari Pangkalan Bun Muhammad Reza didampingi Jang Ho Wook selaku General Manager di Pangkalan Bun, Sabtu. PT Korindo Ariabima Sari Pangkalan Bun mengalami neraca keuangan yang tidak sehat dalam 10 sepuluh tahun terakhir. Kondisi itu memaksa perusahaan mengambil langkah restrukturisasi terhadap semua kegiatan operasional perusahaan, sehingga berdampak pada pemutusan hubungan kerja PHK karyawan dan karyawati karyawan tetap. Reza menjelaskan, pemasaran kayu lapis atau plywood tidak menentu akibat penurunan permintaan. Selain itu, bahan baku kayu yang tidak stabil dalam beberapa tahun belakangan juga makin memperburuk aktivitas perusahaan. Reza menambahkan, perusahaan melakukan PHK terhadap semua karyawan setelah melakukan beberapa kali pertemuan bipartit dengan unit Serikat Pekerja yang ada di internal perusahaan. Perundingan dilaksanakan pada 4 Oktober, 6 Oktober serta terakhir pada tanggal 8 Oktober. Selanjutnya pada 9 Oktober dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama dengan isi kesepakatan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 Pasal 64 ayat 1, 2 dan 3. General Manager PT Korindo Ariabima Sari Pangkalan Bun, Jang Ho Wook menyebutkan, perusahaan sudah menyiapkan dana sebesar Rp1,16 miliar untuk membayar gaji karyawan, ditambah pesangon. "Rp68 miliar untuk membayar pesangon dan Rp8 miliar untuk membayar upah gajinya, serta ada tambahan uang penghargaan masa kerja, plus uang ganti rugi rumah dan kesehatan yang semuanya akan kami berikan akhir bulan ini, mengingat per tanggal 20 Oktober 2018 ini kami sudah tidak beroperasi," ucap Jang Ho Wook. Jang juga mengatakan, dirinya belum dapat memastikan kapan PT Korindo Ariabima Sari Pangkalan Bun akan kembali beroperasi. Saat ini mereka fokus untuk menyelesaikan tanggung jawab kepada para karyawan. "Kami masih mencari solusinya ke depan seperti apa, mengingat di dalam ada alat dan mesin-mesin yang jika terbengkalai terlalu lama akan rusak, tapi semua tergantung kondisi pasar dan orderan konsumen kedepan," ucap Jang. Menurutnya, keputusan ini sudah terpikirkan beberapa tahun silam, sebab neraca keuangan sudah tidak stabil dalam 10 tahun terakhir. Setiap bulan perusahaan harus mengeluarkan biaya kurang lebih Rp8 miliar untuk membayar gaji karyawan tetap dan Rp2 miliar untuk membayar buruh harian lepas, sementara pemasukan sangat minim karena orderan sepi, ditambah bahan baku juga sulit didapat. "Ditambah, belum lagi persaingan di luar sana, Jepang dan Brazil juga memproduksi kayu lapis," tambahnya. Ketua Serikat Pekerja PT Korindo Ariabima Sari Pangkalan Bun, Suhartono mengaku senang dengan etika yang ditunjukkan pihak manajeman PT Korindo Ariabima Sari, meski keputusan ini membuat mereka harus kehilangan pekerjaan. "Rekan-rekan menerima semua keputusan ini, mengingat kondisi perusahaan juga tidak memungkinkan untuk terus bertahan dengan sistem yang ada sekarang. Kami juga berterima kasih kepada manajeman karena sudah sepakat untuk memenuhi tuntutan kami terkait pesangon. Jika menurut undang-undang kami hanya mendapatkan satu kali pesangon, namun pihak manajeman memenuhi permintaan kami untuk diberikan pesangon sebanyak dua kali seperti yang selama ini mereka terapkan kepada karyawan karyawan tetap yang telah pensiun," ucapnya.
PANGKALANBUN - Sejumlah pedagang burung dan pakan ternak, di Jalan Rambutan, belakang Kantor Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHT) serta pinggir Kantor Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan, mereka siap untuk pindah ke Pasar Palagan Sari Pangkalan Bun. "Kami semua sudah siap kalau mau dipindahkan oleh Ibu Bupati ke Pasar Palagan Sari, karena memang
Pangkalan Bun ANTARA - PT Korindo Ariabima Sari yang berada di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah tidak bisa langsung mengambil keputusan serta memberikan jawaban terkait adanya desakan Gubernur Sugianto Sabran. Perwakilan Korindo, Senior Manajer Maturi di Pangkalan Bun, Jumat, menjelaskan, hal ini akan terlebih dahulu didiskusikan bersama jajaran manajemen perusahaan. "Nanti akan kami diskusikan di tingkat manajemen, kita ada manajemen pusat yang di dalamnya nanti akan mengambil keputusan seperti apa," jelasnya. Oleh karenanya dia tidak bisa menyimpulkan sekarang, apalagi statusnya penanaman modal asing atau PMA, sehingga terlebih dahulu harus didiskusikan bersama baik jajaran manajemen di Pangkalan Bun maupun pusat. Sebelumnya Korindo menerima kunjungan gubernur beserta jajaran, yang meninjau sejumlah lokasi serta dilanjutkan dengan diskusi langsung di lapangan. Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mendesak PT Korindo Ariabima Sari yang berada di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat agar tidak mengesampingkan kepentingan umum demi kepentingan yang bersifat komersial. Sugianto mengatakan, pemda di antaranya meminta Korindo membatalkan rencana peruntukan tanah untuk membangun perumahan yang bersifat komersial, dan dialihkan peruntukannya untuk membantu memenuhi berbagai kebutuhan sosial masyarakat. Sugianto meminta agar Korindo menyadari bahwa masyarakat sekitar masih memerlukan banyak bantuan serta dukungan, untuk meningkatkan kesejahteraan maupun memenuhi kebutuhannya. Oleh karenanya diharapkan Korindo tidak lebih memprioritaskan peruntukan tanah tersebut untuk kepentingan komersial, namun dapat memprioritaskannya untuk masyarakat dan kepentingan umum. "Saya beri waktu satu bulan, kalau satu bulan tidak ada berarti kami mengarah ke hukum. Kami akan periksa kegiatan usaha Korindo, kontribusi Korindo selama ini apa untuk kesehatan dan lainnya," jelasnya. Dia menegaskan, yang diminta pihaknya kepada Korindo untuk pembangunan fasilitas sosial, sektor pendidikan dan lainnya, hanyalah sejumlah luasan tanah. Permintaan ini pun semua untuk kepentingan masyarakat dan bukan pribadi, sehingga sangat diharapkan Korindo dapat bersinergi memenuhinya. Turut menanggapi hal ini, Kepala Kanwil BPN Kalteng Elijas B. Tjahajadi mengatakan, ia memandang dari sudut teknisnya yakni gubernur sebagai pemimpin daerah memiliki keinginan peningkatan dunia pendidikan dan lainnya, artinya kalau secara teknis dapat diklasifikasikan pengadaan tanah untuk kepentingan umum. "Jadi nanti regulasi akan kita gunakan dengan mekanisme pengadaan tanah. Kita akan dalami lagi dengan gubernur, kepentingan umum yang lebih spesifiknya seperti apa nantinya," ucapnya.
Namundemikian, ia menuturkan, usahanya dibangun dengan jatuh bangun, sampai suatu ketika ada kepercayaan dari salah satu bank di Pangkalan Bun, yang memberikan pinjaman dengan batas waktu kredit hingga 12 bulan. Dengan modal dari bank, ia memproduksi 300 pasang sepatu, kemudian ditawarkan ke salah satu toko di Pasar Indera Sari Pangkalan Bun
Abstract Kota Pangkalan Bun sebagai Ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat mengalami perkembangan cukup pesat. Salah satu faktor yang mampu mempengaruhi perkembangan wilayah tersebut adalah industri PT. Korindo Ariabima Sari di Kelurahan Mendawai. Selain itu, keberadaan industri tersebut telah memberikan dampak terhadap kondisi fisik, lingkungan, dan sosial ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dampak keberadaan industri PT. Korindo Ariabima Sari, baik dampak positif dan negatif berdasarkan kondisi fisik, lingkungan, dan sosial ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuantitatif serta teknik analisis deskriptif dan spasial. Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa industri PT. Korindo Ariabima Sari cenderung memberikan dampak negatif terhadap kondisi fisik penggunaan lahan dan lingkungan. Luas Perubahan penggunaan lahan di Kelurahan Mendawai sejak Tahun 1979-2012 sekitar 163,038 Ha dengan Perubahan terbesar terjadi pada hutan seluas 59,318 Ha menjadi permukiman 17,847 Ha dan industri 16,271 Ha. Selain itu, dampak negatif terhadap kondisi lingkungan ditunjukkan dengan terjadinya degradasi lingkungan ditinjau berdasarkan kebisingan, pencemaran udara, dan pencemaran air. Selain dampak negatif, industri tersebut juga memberikan dampak positif terhadap kondisi fisik ketersediaan fasilitas umum dan kondisi prasarana jalan dan sosial ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas umum dan kondisi prasarana jalan cukup lengkap dan memadai, sedangkan tingkat pendapatan masyarakat saat ini diatas UMR Kota Pangkalan Bun sebesar Rp. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya zonning regulation untuk mengendalikan perkembangan kawasan permukiman dan dampak lingkungan.
KBRN Palangka Raya: Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran, mendesak PT Korindo Ariabima Sari yang berada di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat agar tidak mengesampingkan kepentingan umum demi kepentingan yang bersifat komersial. Gubernur Sugianto saat di Pangkalan Bun mengatakan, pemda di antaranya meminta
Korindo Ariabima Sari [Pangkalan Bun Branch], Korindo Pangkalan Bun,Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah,IndonesiaKalimantan TengahFax.0532 21422Telp.0532 21156, Telp.0532 21158, Telp.0532 21377Plywood; Timber; Formaldehyde Related
PTKorindo Ariabima Sari, sebuah perusahaan kayu lapis atau plywood di di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringim Barat, Kalimantan Tengah, melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 1.076 pekerja diberhentikan karena perusahaan berhenti operasi.
KORINDO GROUPβS Post PT. Korindo Ariabima Sari yang merupakan salah satu unit usaha Korindo Group yang beroperasi di Kalimantan Tengah, memberikan bantuan berupa Alat Pelindung Diri APD untuk penangan Covid-19 di lingkungan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Bantuan tersebut berupa Alat Pelindung Diri APD yaitu Alcohol 70 % Ukuran 1 Liter sebanyak 48 Botol, Masker Medis sebanyak 40 Kotak, Nurse Cup/Penutup Kepala sebanyak 2 Kotak, Kacamata Google Medis sebanyak 10 Pcs, Face Shield sebanyak 20 Pcs, Hand scoon sarung tangan Non steril sebanyak 4 Kotak. Bantuan medis ini disalurkan untuk membantu tenaga medis dalam menangani pasien yang terdampak positif virus corona, sehingga mereka dapat bekerja dengan aman dan terhindar dari resiko tertularnya Covid-19. Explore topics
. 154 331 456 327 176 145 26 118
pt korindo ariabima sari pangkalan bun