Daripenelitian yang telah dilakukan, ditemukan hal sebagai berikut, musik merupakan sesuatu yang diharamkan, termasuk memainkan jenis-jenis alat musik seperti rebana, seruling, gitar, dan lain sebagainya. Akan tetapi di lain kesempatan beliau memperbolehkan menabuh rebana pada waktu-waktu tertentu.ArticlePDF AvailableAbstractAbstract This study aims to investigate the effect of listening to music with fast and slow tempo on undergraduate student's attention. Music is used to accompany students in carrying out activities in daily life. The results of previous studies have shown that music can be a distraction when they were doing their work, but other studies have shown that music has no effect on attention. Attention is the first stage in the cognitive process, which is the starting point for a person's cognitive proesses to finally create a memory. In this study, an experiment with within-subject design was carried out by listening to music with a different tempo when doing an attention test. Fourteen undergraduate students aged 21-23 years were involved in this study by completing 3 forms of Concentration Grid Test in 3 different conditions, namely while listening to instrumental pop music with fast tempo, slow tempo, and in a silence. The results of repeated measures ANOVA showed that there was an effect of tempo on students' attention with F = p< The results of the contrast analysis showed that participants who listened to instrumental pop music with a slow tempo had a significantly higher score that fast tempo t = p< and control t = p< but fast tempo instrumental pop music has no significant difference with control t = p = Thus, slow tempo music can increase the attention, but instrumental pop music with fast tempo does not distract the students. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Christ Billy Aryanto on Dec 28, 2020 Content may be subject to copyright. Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA 2019, Vol 8, No 2, 52-61 52 PENGARUH MUSIK DENGAN TEMPO CEPAT & LAMBAT TERHADAP ATENSI MAHASISWA Christ Billy Aryanto & Rhesa Megananda Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia Corresponding Author Abstrack This study aims to investigate the effect of listening to music with fast and slow tempo on undergraduate studentâs attention. Music is used to accompany students in carrying out activities in daily life. The results of previous studies have shown that music can be a distraction when they were doing their work, but other studies have shown that music has no effect on attention. Attention is the first stage in the cognitive process, which is the starting point for a personâs cognitive proesses to finally create a memory. In this study, an experiment with within-subject design was carried out by listening to music with a different tempo when doing an attention test. Fourteen undergraduate students aged 21-23 years were involved in this study by completing 3 forms of Concentration Grid Test in 3 different conditions, namely while listening to instrumental pop music with fast tempo, slow tempo, and in a silence. The results of repeated measures ANOVA showed that there was an effect of tempo on studentsâ attention with F = p< The results of the contrast analysis showed that participants who listened to instrumental pop music with a slow tempo had a significantly higher score that fast tempo t = p< and control t = p< but fast tempo instrumental pop music has no significant difference with control t = p = Thus, slow tempo music can increase the attention, but instrumental pop music with fast tempo does not distract the students. Keywords Attention, fast tempo music, slow tempo music, undergraduate student PENDAHULUAN Musik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam aktivitas sehari-hari, musik dapat ditemukan. Misalnya saja Ibu mendendangkan lagu pengantar tidur untuk anaknya, saat berada di mal pengunjung diputarkan musik, dan musik menemani aktivitas belajar para pelajar. Kotsopoulou dan Hallam, 2010 yang melakukan penelitian di Jepang, Inggris, Yunani, dan Amerika, menemukan bahwa pelajar dan mahasiswa mendengarkan musik saat belajar untuk menjadi teman belajar, mengurangi rasa bosan, dan menenangkan diri selama belajar. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pelajar dan mahasiswa dari berbagai budaya mendengarkan musik sebagai latar belakang dalam melakukan aktivitas lain yang membutuhkan kemampuan kognitif. Di sisi lain, penelitian masih terus dilakukan untuk mengetahui apakah musik memberikan pengaruh positif, negatif, atau tidak ada pengaruh sama sekali terhadap kemampuan kognitif seseorang Schellenberg & Weiss, 2013. Dalam konteks belajar, atensi yang baik sangat dibutuhkan agar proses belajar tersebut dapat berjalan dengan baik. Atensi itu sendiri adalah proses yang melibatkan PENGARUH MUSIK DENGAN TEMPO CEPAT & LAMBAT 53 perilaku dan kognisi dalam berkonsentrasi untuk membagi informasi yang penting dari semua informasi yang tersedia Anderson, 2004. Sedangkan menurut Kaplan dan Kaplan 1989, atensi merupakan suatu proses kognitif yang memaksa seseorang untuk responsif terhadap stimulus, serta diperlukan usaha mental untuk menimbulkan respon tersebut. Dari dua pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa atensi merupakan proses awal dari penerimaan informasi yang ada. Hal ini kemudian diperjelas oleh Berman, Jonides, dan Kaplan 2008 yang mengatakan bahwa atensi memiliki peranan penting bagi kehidupan sehari-hari khususnya dalam proses kognitif dan penyimpanan memori jangka panjang serta pendek yang merupakan salah satu tahap awal dalam proses belajar manusia. Atensi membuat seseorang memilih informasi yang akan diproses lebih lanjut dan mengabaikan informasi-informasi yang tidak relevan sehingga suatu informasi memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang Smith & Kosslyn, 2009. Beberapa penjelasan di atas menunjukkan bahwa atensi merupakan suatu proses seseorang untuk merespon stimulus yang muncul. Dengan adanya atensi yang baik, maka informasi dari stimulus yang ada akan mengalami proses kognitif yang baik pula. Sedangkan atensi yang buruk akan menyebabkan kesulitan bagi seseorang untuk memproses informasi dari stimulus yang ada. Trabasso dan Bower 1975 menyatakan bahwa atensi merupakan gerbang antara stimulus dan respon dalam proses belajar. Dalam proses belajar, atensi membantu melakukan seleksi mengenai hal yang cocok untuk diterima dan yang tidak. Dengan adanya atensi yang baik, maka respon yang merupakan hasil atau outcomes dari proses belajar akan memiliki hasil yang baik. Proses atensi ini biasa dikenal sebagai atensi selektif atau selective attention. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwasannya atensi merupakan proses awal dari berbagai proses kognitif seseorang. Adapun dalam pendekatan neuropsikologis, proses atensi selektif melibatkan visual cortex untuk mengirimkan stimulus kepada frontal eye fields FEF, yang kemudian FEF memberikan respon berupa atensi selekif terhadap visual cortex, sehingga muncul perilaku atensi selektif ketika proses belajar Gregoriou, Gotts, Zhou, & Desimone, 2009. Atensi merupakan suatu proses kognitif yang dapat terganggu oleh berbagai hal. Salah satu yang sangat sering menjadi pengganggu atau distractor atensi adalah berbagai hal yang tidak relevan dengan tugas yang sedang dilakukan, baik secara visual maupun auditory Lavie, Ro, & Russell, 2003. Adapun contoh distraktor visual misalnya billboard iklan yang berada di jalanan yang sangat mencolok sehingga mengganggu para pengendara yang sedang berada di jalan tersebut, sedangkan secara auditory adalah suara bising nyamuk yang sedang terbang di dekat telinga Lavie, Ro, & Russell, 2003. Selain itu, terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa musik juga dapat menjadi distraksi terhadap atensi seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Chou 2010 menunjukkan bahwa musik dengan genre hip-hop dan bertempo cepat memberikan pengaruh distraksi terhadap atensi seseorang, tetapi musik genre klasik dengan tempo lambat tidak menjadi distraksi PENGARUH MUSIK DENGAN TEMPO CEPAT & LAMBAT 54 terhadap atensi seseorang. Namun, ternyata musik sebagai salah satu stimulus auditori tidak sepenuhnya menurunkan atensi seseorang. Salah satunya telah dibuktikan oleh eksperimen yang dilakukan oleh Park, Kwak, dan Han 2020 yang menemukan bahwa mendengarkan musik klasik dan jazz dapat membantu mempertahankan atensi seseorang terhadap suatu tugas pada partisipan dewasa muda berusia 19 â 28 tahun. Lebih lanjut lagi, performa selective attention pada partisipan yang diperdengarkan jenis musik yang disukainya lebih tinggi daripada yang diperdengarkan musik yang bukan jenis musik favoritnya. Dari kedua penelitian tersebut terlihat bahwa terdapat fakta yang masih belum terungkap mengenai peran musik itu sendiri, yaitu apakah musik pada umumnya menjadi distraktor auditory yang memiliki pengaruh negatif terhadap atensi atau justru dapat menjadi stimulus yang dapat meningkatkan atensi. Beberapa penelitian sebelumnya menemukan hasil yang beragam tergantung dari jenis musik yang didengarkan oleh seseorang. Huang dan Shih 2011 menemukan bahwa pekerja di Tiongkok mendengarkan musik dengan genre klasik, pop, dan tradisional, namun tidak ada pengaruh musik terhadap atensi jika dibandingkan dengan yang tidak mendengarkan musik saat bekerja. Analisis lebih lanjut dari penelitian tersebut menemukan bahwa pekerja yang sangat menyukai dan sangat tidak menyukai lagu yang didengarkannya memiliki performa atensi yang lebih rendah secara signifikan jika dibandingkan dengan yang tidak memiliki preferensi tertentu terhadap lagu yang didengarkan. Eksperimen lain meneliti pengaruh lirik pada musik terhadap atensi dan menemukan bahwa orang yang mendengarkan musik dengan lirik memiliki skor atensi yang lebih rendah dibandingkan musik tanpa lirik Shih, Huang, & Chiang, 2012. Hal ini menunjukkan bahwa preferensi seseorang terhadap lagu yang didengarkan dan ada atau tidak adanya lirik dapat memengaruhi atensi seseorang. Bila diperhatikan dari penelitian-penelitian yang sudah dijelaskan, peneliti terdahulu menggunakan musik dengan tempo yang berbeda-beda. Adapun musik dapat dikatakan sebagai lantunan nada yang diiringi dengan ketukan beat dengan kecepatan musik yang disebut sebagai tempo. Tempo itu sendiri adalah kecepatan ketukan suatu lagu dan memiliki ukuran tertentu yang memiliki sebutan BPM Beat Per Minute, yang menunjukkan jumlah ketukan per menit. Tidak ada ukuran BPM yang pasti yang dipakai di penelitian-penelitian sebelumnya untuk menunjukkan tempo yang cepat dan lambat, tetapi dapat terlihat kontras kecepatan musik yang diperdengarkan. Misalnya pada penelitian Thompson, Schellenberg, dan Letnic 2011, musik tempo lambat dan tempo cepat yang digunakan adalah musik klasik bertempo 110 BPM dan 150 BPM. Sedangkan pada penelitian Park, Kwak, dan Han 2020 musik bertempo lambat dan cepat yang dipakai memiliki 70 BPM dan 160 BPM. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan digunakan musik dengan tempo yang kontras antara yang lambat dan yang cepat. Studi yang telah dilakukan terkait tempo musik yang digunakan dan atensi seseorang mendapatkan hasil yang juga PENGARUH MUSIK DENGAN TEMPO CEPAT & LAMBAT 55 beragam. Seperti studi yang sudah dijelaskan sebelumnya dari Chou 2010, musik hip-hop bertempo cepat menjadi distraksi yang menurunkan atensi mahasiswa ketika membaca namun musik klasik bertempo lambat tidak mendistraksi. Hasil serupa ditemukan juga pada penelitian yang dilakukan oleh Amezcua, Guevara, dan Loyo 2005 yang menemukan bahwa musik dengan tempo cepat memberikan pengaruh signifikan berupa menurunnya reaksi seseorang terhadap stimulus, meskipun musik bertempo lambat tidak memengaruhi reaksi seseorang terhadap stimulus. Hasil studi lain menemukan bahwa hanya musik bertempo cepat yang dimainkan dengan volume keras yang dapat mengganggu atensi seseorang, sedangkan musik bertempo cepat dengan volume lembut dan musik bertempo lambat dengan volume keras maupun lembut tidak mendistraksi seseorang Thompson, Schellenberg, & Letnic, 2011. Selain itu, terdapat penelitian yang menyatakan bahwa tempo musik mampu meningkatkan atensi seseorang. Salah satunya adalah Clauss 1994 yang pernah melakukan penelitian mengenai pengaruh tempo musik terhadap atensi seseorang. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa seseorang yang mengidap autis mengalami peningkatan atensi dalam menjalani kegiatan sehari - hari apabila diiringi dengan musik tempo lambat. Letnic, Schellenberg, dan Thompson 2011 menjelaskan bahwa terdapat dua kemungkinan mengapa mendengarkan musik sebagai latar belakang ketika mengerjakan tugas kognitif bisa menjadi distraksi tetapi bisa juga meningkatkan atensi. Pertama, jika dilihat dari kapasitas kognitifnya, musik menjadi stimulus tambahan yang perlu diproses sehingga seseorang harus membagi perhatiannya antara tugas yang perlu dikerjakannya dan musik yang didengarkannya. Dugaan pertama ini disebut dengan cognitive-capacity hypothesis dan diperkuat oleh Chou 2010 dengan temuannya yang disebut sebagai attention drainage effect di mana perhatian seseorang secara tidak sadar berkurang ketika mengerjakan suatu tugas kognitif walaupun seseorang memilih untuk mengabaikan stimulus yang mengganggunya. Kedua, jika dilihat dari emosi yang dirasakan saat mendengarkan musik, musik yang didengarkan akan membuat mood seseorang positif dan semangat yang optimal untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Dugaan kedua ini disebut dengan mood and arousal hypothesis dan dugaan ini juga didukung oleh meta-analisis yang dilakukan KĂ€mpfe, Sedlmeier, dan Renkewitz 2010 bahwa kemampuan kognitif seseorang dapat dipengaruhi oleh emosi yang dirasakan. Dari beberapa penjelasan di atas, terlihat adanya beberapa perbedaan hasil penelitian sehingga belum terlihat jelas pengaruh dari tempo musik terhadap atensi seseorang. Menurut Chou 2010, musik memiliki efek mendistraksi kognitif seseorang, tetapi kenyataannya tidak semua musik yang diperdengarkan dapat mengurangi atensi seseorang terhadap tugas kognitif yang dikerjakan. Penelitian ini akan mencari tahu pengaruh tempo musik terhadap atensi sehingga dapat terlihat lebih jelas pengaruhnya terhadap atensi, mengingat adanya dua perbedaan pengaruh tempo musik terhadap atensi dari penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun atensi memiliki peran yang sangat penting dalam menyelesaikan PENGARUH MUSIK DENGAN TEMPO CEPAT & LAMBAT 56 berbagai kegiatan sehari - hari khususnya saat belajar dan mengerjakan tugas. Sedangkan, sebagian besar mahasiswa mengerjakan tugas dan belajar dengan mendengarkan musik. Maka dari itu, penelitian dilakukan dengan menggunakan musik pop instrumental untuk mengontrol genre musik dan musik yang digunakan tanpa lirik sehingga manipulasi yang dilakukan hanya pada tempo, yaitu tempo cepat maupun lambat, yang tujuannya untuk mencari tahu apakah terdapat pengaruh tempo terhadap atensi. METODE Penelitian ini menggunakan desain within-subject dengan tiga kelompok, yaitu kelompok yang mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo cepat, tempo lambat, dan kontrol. Ada 14 mahasiswa berusia antara 21-23 tahun mean 22, SD 0,39 yang mengikuti eksperimen ini dan semuanya berjenis kelamin laki-laki. Karena penelitian menggunakan desain within-subject, maka seluruh partisipan mengerjakan tes tiga kali sesuai dengan kondisi masing-masing. Agar mengurangi efek urutan, dilakukan counterbalancing dengan membagi penelitian menjadi 3 sesi yang berbeda. Sesi 1 dan 2 diikuti oleh 5 partisipan dan sesi 3 diikuti oleh 4 partisipan. Alat ukur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Concentration Grid Test yang merupakan alat tes berupa tabel 10x10 yang berisi angka mulai dari angka 00 hingga 99 yang disusun secara acak Weinberg & Gould, 2015. Walaupun alat ukur disebut sebagai Concentration Grid Test, tetapi alat ukur tersebut dibuat untuk mengukur atensi dan kemampuan untuk mencari stimulus angka secara berurutan di antara angka-angka yang ditulis secara acak Weinberg & Gould, 2015. Dalam pengerjaan alat tes ini, partisipan diminta memberi tanda silang kepada setiap angka secara berurutan yang diawali dengan angka 00 hingga 99. Adapun hal yang dinilai dari partisipan dalam mengerjakan alat tes ini ialah seberapa banyak partisipan dapat memberi tanda kepada setiap angka dalam waktu yang telah ditentukan. Gambar 1 menunjukkan contoh salah satu formulir dari tes yang perlu dikerjakan oleh partisipan. Gambar 1 Contoh salah satu formulir Concentration Grid Test Dalam penelitian ini, masingâmasing partisipan akan mengerjakan alat tes Concentration Grid Test sebanyak tiga kali. Alat tes Concentration Grid Test dibuat sebanyak tiga rangkap dengan format âAâ, âBâ, dan âCâ. Ketiga format tersebut akan memiliki urutan angka yang berbeda â beda antara satu dengan yang lainnya namun dikerjakan dengan instruksi yang sama atau yang dikenal dengan nama alternate forms Cohen & Swerdlik, 2013. Tujuannya adalah agar efek belajar dari masingâmasing partisipan akan tereleminasi, sehingga pada akhirnya pengaruh dari manipulasi penelitian PENGARUH MUSIK DENGAN TEMPO CEPAT & LAMBAT 57 ini akan terlihat secara nyata tanpa adanya pengaruh faktor â faktor lainnya. Sebelum alat tes digunakan, dilakukan studi pilot untuk menentukan berapa durasi yang diperlukan untuk mengerjakan alat tes Concentration Grid Test. Studi pilot dilakukan kepada 3 mahasiswa. Partisipan diminta untuk mengerjakan Concentration Grid Test sampai selesai dan kemudian dihitung berapa durasi yang diperlukan untuk mengerjakan alat tes tersebut. Berdasarkan hasil studi pilot, ketiga partisipan berhasil mengerjakan alat tes dengan durasi 7 menit, 8 menit, dan 10 menit. Karena alat tes tergolong sebagai speed test dan mengharapkan partisipan mengerjakan alat tes sebaik-baiknya untuk mengetahui kemampuannya dengan durasi yang ditentukan Cohen & Swerdlik, 2013, maka diputuskan durasi pengerjaan alat tes di dalam eksperimen adalah 3 menit. Durasi ini merupakan hampir 1/3 dari rerata durasi pengerjaan ketiga partisipan dalam studi pilot. Manipulasi Eksperimen Pada kondisi eksperimen yang diperdengarkan musik tempo cepat dan tempo lambat, partisipan penelitian diperdengarkan musik sambil mengerjakan Concentration Grid Test. Pada kondisi eksperimen dengan tempo cepat, diperdengarkan musik berjudul âCool Kidsâ aransemen Steve Petrunak yang memiliki tempo 130 BPM. Pada kondisi eksperimen dengan tempo lambat, diperdengarkan musik âI Canât Make You Love Meâ aransemen Louis Landon yang memiliki tempo 72 BPM. Kedua musik tersebut dimainkan menggunakan speaker melalui aplikasi mendengarkan musik secara daring yang diperdengarkan dengan volume yang nyaman didengarkan oleh partisipan penelitian. Kedua musik merupakan musik dengan genre pop instrumental, sehingga tidak ada vokalis yang bernyanyi ketika musik dimainkan. Musik pop instrumental dipilih karena musik yang tidak berlirik diketahui tidak memberikan efek distraksi bagi partisipan Shih, Huang, & Chiang, 2012. Musik yang dipilih sama-sama musik dengan genre pop agar terjadi kontansi kondisi antara kondisi tempo cepat dan kondisi tempo lambat Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2017. Prosedur Penelitian Partisipan yang terkumpul pertama-tama diundi terlebih dahulu untuk menentukan sesi mana yang akan diikutinya. Setelah diketahui sesi yang akan diikuti oleh partisipan, para partisipan memasuki ruangan dan dibagikan lembar informasi penelitian, lembar persetujuan, dan alat tulis. Setelah seluruh partisipan mengumpulkan lembar persetujuan, eksperimenter kemudian memberikan penjelasan kepada partisipan eksperimen apa yang akan dijalankan dan dibuka sesi tanya jawab setelahnya jika ada yang masih belum memahami instruksi eksperimen. Setelah semuanya dipastikan memahami, eksperimenter membagikan soal Concentration Grid Test dengan format âAâ kepada seluruh partisipan dengan keadaan tertutup, kemudian eksperimenter memainkan lagu dengan tempo cepat dan meminta partisipan mengerjakan sesuai dengan aba-aba eksperimenter. Ketika eksperimenter memberikan aba-aba âmulaiâ, seluruh partisipan mengerjakannya sambil mendengarkan musik dengan tempo cepat. PENGARUH MUSIK DENGAN TEMPO CEPAT & LAMBAT 58 Setelah 3 menit berlalu, eksperimenter memberikan aba-aba âselesaiâ dan partisipan berhenti mengerjakan setelah itu mengumpulkan soal yang telah dijawab kepada eksperimenter. Setelah selesai mengerjakan soal dengan format âAâ, partisipan mengerjakan dengan prosedur yang sama untuk format âBâ dan âCâ dengan soal format âBâ dikerjakan dalam keadaan sunyi dan soal format âCâ dikerjakan sambil mengerjakan musik dengan tempo lambat. Setelah selesai mengerjakan 3 tipe soal Concentration Grid Test, eksperimenter melakukan debriefing kepada seluruh partisipan dan apresiasi kepada seluruh partisipan, setelah itu eksperimen berakhir. Mengingat dilakukan counterbalancing pada penelitian ini, maka pada sesi kedua urutan pengerjaan soal adalah dengan soal format âBâ, âCâ, dan âAâ, sedangkan pada sesi ketiga urutan pengerjaan soalnya adalah dengan soal format âCâ, âAâ, dan âBâ. HASIL Tabel 1 menunjukkan hasil skor dari mengerjakan Concentration Grid Test dalam masing-masing kelompok. Hasil tersebut menunjukkan bahwa partisipan yang mengerjakan Concentration Grid Test sambil mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo yang lambat memiliki rata-rata skor yang paling tinggi dan yang sambil mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo cepat memiliki rata-rata skor yang paling rendah. Hasil ini belum menunjukkan ada perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu, dilakukan analisis statistik repeated-measures ANOVA untuk mencari tahu apakah ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara ketiga kelompok tersebut. Tabel 1 Data deskriptif skor Concentration Grid Test partisipan di masing-masing kelompok Berdasarkan hasil repeated-measures ANOVA, ditemukan terdapat pengaruh tempo musik terhadap skor atensi mahasiswa dengan F2, 26 = 6,84, p < 0,05. Agar dapat memperjelas hasil antar kelompok, dilakukan contrast analysis untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok cepat dan kontrol, kelompok lambat dan kontrol, serta kelompok cepat dan lambat. Hasil contrast analysis menunjukkan bahwa partisipan yang mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo lambat memiliki skor yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan tempo cepat t = 3,433, p < 0,01 dan kontrol t = 2,908, p < 0,01, tetapi skor partisipan yang mengerjakan sambil mendengarkan musik pop instrumental tempo cepat tidak memiliki PENGARUH MUSIK DENGAN TEMPO CEPAT & LAMBAT 59 perbedaan signifikan dengan kontrol t = 0,525, p = 0, 604. DISKUSI Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tempo musik yang dipendengarkan saat mengerjakan Concentration Grid Test memiliki pengaruh yang signifikan terhadap skor tes. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa musik bertempo lambat dapat meningkatkan atensi secara signifikan dibandingkan dengan musik bertempo cepat maupun tidak mendengarkan musik sama sekali. Skor tes partisipan yang mendengarkan musik bertempo cepat diketahui tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan yang tidak mendengarkan musik saat mengerjakannya. Hal ini berarti bahwa musik bertempo cepat tidak mendistraksi partisipan ketika mengerjakan tes yang mengukur atensi. Hasil dari penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya bahwa musik instrumental atau musik tanpa lirik tidak menjadi distraksi bagi seseorang yang melakukan tugas kognitif Schellenberg, Thompson, & Letnic, 2011; Shih, Huang, & Chiang, 2012; Chou, 2010. Lebih lanjut lagi, penelitian ini mendukung juga pernyataan bahwa musik bertempo cepat jika dimainkan dengan suara yang lembut tidak akan menjadi distraksi bagi partisipan Schellenberg, Thompson, & Letnic, 2011. Volume musik yang diperdengarkan dalam penelitian ini adalah volume yang nyaman didengarkan partisipan, sehingga volume suara menjadi variabel yang dikontrol dalam penelitian ini. Perbedaan penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah genre musik yang diperdengarkan, di mana penelitian ini memperdengarkan musik pop instrumental dan penelitian yang dilakukan Schellenberg, Thompson, dan Letnic 2011 menggunakan musik klasik instrumental. Hal itu berarti bahwa jenis musik yang diperdengarkan tidak memberikan pengaruh terhadap atensi seseorang selama musik yang diperdengarkan adalah musik instrumental dengan tempo cepat dengan volume yang nyaman didengar. Salah satu temuan yang menarik dari eksperimen yang dilakukan kali ini adalah peningkatan skor atensi ketika mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo lambat. Bila didasarkan pada attention drainage effect yang dijelaskan oleh Chou 2010, maka musik pop instrumental dengan tempo lambat tidak memenuhi kapasitas kognitifnya sehingga tidak mengganggu atensi seseorang. Oleh karena itu, musik yang diperdengarkan tidak menjadi distraktor auditoris dan atensi seseorang saat mengerjakan tes tetap terjaga Lavie, Ro, & Russell, 2003. Meningkatnya skor atensi dimungkinkan terjadi karena partisipan memiliki mood yang positif dan lebih tenang dalam mengerjakan Concentration Grid Test sambil mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo lambat, sesuai dengan mood and arousal hypothesis Schellenberg, Thompson, & Letnic, 2011. Sayangnya dalam penelitian ini tidak diukur emosi yang dirasakan partisipan saat mendengarkan masing-masing musik, sehingga belum diketahui bagaimana respon emosi partisipan saat mendengarkan musik yang dimainkan. PENGARUH MUSIK DENGAN TEMPO CEPAT & LAMBAT 60 Eksperimen yang dilakukan sudah berusaha mengontrol berbagai faktor yang bisa memengaruhi validitas internal dari eksperimen. Agar tidak terjadi efek interaksi atau efek urutan dalam pemberian stimulus eksperimen, dilakukan counterbalancing sehingga efek urutan terkontrol. Konstansi kondisi juga dilakukan dengan melakukan eksperimen di tempat yang sama dan menggunakan musik dengan genre yang sama, yaitu musik pop instrumental, dengan variasi hanya pada tempo musiknya saja. Sayangnya seluruh partisipan dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki, sehingga mungkin hasil yang berbeda akan didapatkan jika terdapat partisipan perempuan dalam eksperimen ini. Studi selanjutnya dapat mencari partisipan yang lebih beragam dan juga mengukur respon emosi partisipan saat mendengarkan masing-masing musik yang menjadi stimulus eksperimen untuk dapat menjawab dugaan dari mood and arousal hypothesis. DAFTAR PUSTAKA Amezcua, C., Guevara, M. A., & Loyo, J. R. 2005. Effects of musical tempo on visual attention ERPS. International Journal Science, 115, 445-457. Anderson, J. R. 2004. Cognitive psychology and its implications 6th ed. New York Worth Publisher. Berman, Jonides, J, & Kaplan, S. 2008. The cognitive benefits of interacting with nature. Psychological Science, 1912, 1207-1212. Chou, P. T. M. 2010. Attention drainage effect How background music effects concentration in taiwanese college students. Journal of the Scholarship of Teaching and Learning, 101, 36-46. Clauss, 1994. Effects of music on attention and selfâstimulatory behaviors in autistic people [PhD thesis]. ProQuest Dissertations and Theses. Hofstra University. Cohen, R. J., Swerdlik, M. E, & Sturman, E. D. 2013. Psychological testing and assessment An introduction to tests and measurement 8th ed.. New York McGraw-Hill Gregoriou, G. G., Gotts, S. J., Zhou, H., & Desimone, R. 2009. High-frequency, long-range coupling between prefrontal and visual cortex during attention. Science New York, 3245931, 1207â1210. Huang, R. H., & Shih, Y. N. 2011. Effects of background music on concentration of workers. Work, 384, 383â387. KĂ€mpfe, J., Sedlmeier, P., & Renkewitz, F. 2010. The impact of background music on adult listeners A meta-analysis. Psychology of Music, 394, 424â448. Kaplan, S., & Kaplan, R. 1989. The Experience of nature. United States of America Cambridge University Press Kotsopolou, A., & Hallam, S. 2010. The perceived impact of playing music while studying age and cultural differences. Educational Studies, 364, 431 - 440. Lavie, N., Ro, T., & Russell, C. 2003. The role of perceptual load in processing PENGARUH MUSIK DENGAN TEMPO CEPAT & LAMBAT 61 distractor faces. Psychological science, 145, 510â515. Park, S., Kwak, C., & Han, W. 2020. Effect of background music for attentive concentration in working. Audiology and Speech Research, 163, 188-195. Schellenberg, G. E., & Weiss, M. W. 2013. Music and cognitive abilities. In D. Deutsch Ed., The psychology of music 3rd ed., 499 â 550. London Elsevier. Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B., N. 2017. Psikologi eksperimen. Jakarta PT Indeks. Shih, Y. N., Huang, R. H., & Chiang, H. Y. 2012. Background music Effects on attention performance. Work, 424, 573â578. Smith, E. E., & Kosslyn, 2009. Cognitive psychology Mind and brain. New Jersey Pearson Education, Inc. Thompson, W. F., Schellenberg, E. G., & Letnic, A. K. 2011. Fast and loud background music disrupts reading comprehension. Psychology of Music, 406, 700â708. Trabasso, T., & Bower, 1975. Attention in learning Theory and research. Pennsylvania R. E. Krieger Publishing Company. Weinberg, & Gould, D. 2015. Foundations of sport and exercise psychology 6th ed.. United States Human Kinetics ... Namun, asal-usul dari musik masih menjadi sebuah teka-teki hingga kini karena sedikitnya bukti fisik yang ada untuk membuktikan sejarah musik SchĂ€fer dkk., 2013. Meskipun begitu, musik mampu didefinisikan sebagai alunan nada, di mana beat birama dengan kecepatan musik ikut mengiringinya Aryanto & Megananda, 2019;Husna & Rinjani, 2022. Dengan demikian, era digitalisasi ini dinilai mampu menimbulkan banyak hal yang dapat merubah atau mengalihkan fokus perhatian pelajar dan mahasiswa terhadap berbagai kegiatannya, salah satunya adalah kegiatan dalam proses pembelajaran Natalin, 2019. ...... Faktor internal yakni perasaan, sedangkan faktor eksternal terdiri dari bentuk pembelajaran asyncronous, kondisi lingkungan, platform pembelajaran, dan juga kegiatan kelas serta tugas Fitriyani & Isrofin, 2021. Menurut Trabasso dan Bower disitat dalam Aryanto & Megananda, 2019, mereka mengungkapkan bahwa atensi attention adalah penghubung antara stimulus dengan respon dalam proses pembelajaran, yakni sebagai pembantu dalam melakukan pemilihan selection terkait hal apa saja yang cocok untuk diterima dan tidak diterima. Atensi dapat digambarkan sebagai cara seseorang untuk memproses informasi secara terbatas dari sejumlah besar informasi yang ada melalui indera, ingatan, dan proses kognitif Sternberg, 2009. ...Aulia Diaz KinantiChyntia MaharaniDyah Anggi SyahputriEllyana Dwi FarisandyMusic is an inseparable part of daily activities, one of which is student activities. Attention is an effort in mental processes to focus and pay attention to a particular object effectively and selectively. This study aims to see how fast and slow music tempos can affect students' attention, especially during this pandemic. This study used a between-subject design with three groups; One control group and two experimental groups. A total of 36 participants are students. The Concentration Grid Test is used as the measuring instrument. The results of the Kruskal-Wallis test showed a value of p = p < The post-hoc analysis results showed that participants who listened to pop instrumental music with a fast tempo had a significantly higher score than those without music p= MD= and with a slow tempo p= MD= There was no significant difference between no music with a slow tempo p=0,229, MD=0,500. This result shows that the music tempo is not distracting and can increase students' menjadi bagian yang tak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari, salah satunya dalam kegiatan yang dilakukan mahasiswa. Atensi merupakan usaha dalam proses mental yang dilakukan untuk memfokuskan dan memperhatikan suatu objek tertentu secara efektif dan selektif. Penelitian ini bertujuan melihat bagaimana musik dengan tempo cepat dan lambat mampu memengaruhi atensi mahasiswa, terutama selama masa pandemik. Penelitian ini menggunakan desain between subject dengan tiga kelompok, satu kelompok kontrol dan dua kelompok eksperimen. Partisipan pada penelitian ini sebanyak 36 mahasiswa dan alat ukur yang digunakan adalah Concentration Grid Test. Hasil uji beda pada perhitungan Kruskal-Wallis menunjukkan nilai p = 0,040, p < 0,05. Hasil analisis post-hoc menunjukkan bahwa partisipan yang mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo cepat memiliki skor yang secara signifikan lebih tinggi daripada tanpa musik p=0,042, MD= dan tempo lambat p= MD=1,583, tetapi antara tanpa musik dengan tempo lambat tidak terdapat perbedaan yang signifikan p=0,229, MD=0,500. Hasil ini menunjukkan bahwa tempo musik tidak menjadi sebuah distraksi, melainkan mampu meningkatkan atensi mahasiswa saat melakukan kegiatan Nur AiniBintan Auliya Qurrota A'yunEugenius Damar Pradipta Febriansyah KulauSaat ini media semakin mengalami degradasi moral salah satunya yaitu praktik monopoli media dan monetisasi pada beberapa media social. YouTube merupakan media baru yang menjadi contoh dari praktik monopoli dan monetisasi media. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan pesan menggunakan retorika visual yang ditampilkan pada kanal YouTube milik SkinnyIndonesian24 dengan judul âYouTube Lebih dari TVâ. Fokus pada penelitian ini adalah pesan yang disampaikan oleh youtubers SkinnyIndonesian24 melalui video yang dibuatnya dengan menggunakan retorika visual pada beberapa shot visualisasi dan juga audio . Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Retorika visual Sonja K. Foss dan menggunakan analisis segitiga retorik Hesford & Bruggemann serta teknik sinematografi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian ini adalah dalam setiap shot pada video âYouTube Lebih dari Tvâ menarasikan adanya fenomena sosial mengenai monopoli media di YouTube. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan membuka wawasan pada masyarakat Recently, many young people have preferred to work in cafĂ© than traditional library because the cafĂ© is equipped with coffee, music, and cozy seats. When working in the cafĂ©, whether listenersâ attentive concentration could be affected by a kind of the background music needs to be investigated as the purpose of the present study. We also aimed to confirm the attentive concentration of listeners might be caused by their music A total of ninety young adults was randomly assigned as five kinds of background music [ rhythm and blues R&B/ballad, dance/rock, classic/jazz, fast beats, slow beats] and no music after responding to simple questions to ask their preference of music genre. While listening to the music, the subjects took an attentive concentration test, namely Frankfurter aufmerksamkeits-inventar FAIR. The obtained data were analyzed by three subcategories of the FAIR test which consists of performance, quality, and For the music genre, classic/jazz showed significantly higher continuity scores than R&B/ballad, fast beats, and no music, which means that classic/jazz music of the cafĂ© could help the workers maintain the attention. In the subgroup who listened to preferred music genre, their performance scores selective attention was significantly higher than that of the participants who being exposed to non-preferred Current results supports that music genre and individual music inclination may partially affect listenerâs ability of the attentive concentration when background music was presented in the cafĂ©, although a further study to find certain possible causal factors with objective methods should be Tze-Ming ChouThe purpose of this study was to see whether different types of background music affect the performance of a reading comprehension task in Taiwanese college students. There are two major research questions in this study. First, this study tries to find out whether listening to music affect the learner's concentration when they are doing a task such as reading. The second research question is whether light classical music is more distracting or less distracting than hip hop music during a reading comprehension task. An experiment involving 133 participants from a medium-size college in southern Taiwan was conducted where the participants performed a reading comprehension task with either light classical music, hip hop music, or with no music in the background. The result of the study showed that music with a higher intensity is more distracting and has a greater effect on task performance and concentration. The result helped formulate the Attention Drainage Effect theory, which is based on Kahneman's 1973 capacity model of attention. Contains 2 tables.We examined the effect of background music on reading comprehension. Because the emotional consequences of music listening are affected by changes in tempo and intensity, we manipulated these variables to create four repeated-measures conditions slow/low, slow/high, fast/low, fast/high. Tempo and intensity manipulations were selected to be psychologically equivalent in magnitude pilot study 1. In each condition, 25 participants were given four minutes to read a passage, followed by three minutes to answer six multiple-choice questions. Baseline performance was established by having control participants complete the reading task in silence pilot study 2. A significant tempo by intensity interaction was observed, with comprehension in the fast/high condition falling significantly below baseline. These findings reveal that listening to background instrumental music is most likely to disrupt reading comprehension when the music is fast and and Synchrony Neural activity in the visual cortex becomes synchronized with attention and other behavioral states. However, the source of this synchrony is still unknown. Gregoriou et al. p. 1207 tested the hypothesis that synchronized activity from the frontal eye field is one of the causes of the synchrony in monkey visual cortical area V4 during attention. With attention, neural activity in area V4 synchronized with frontal eye field activity when a stimulus fell in a joint receptive field, but did not do so when the fields were not studies indicate that noise may affect worker attention. However, some background music in the work environment can increase worker satisfaction and productivity. This study compared how music with, and without, lyrics affects human attention. One hundred and two participants, aged 20-24 years, were recruited into this study. Fifty-six males and 46 females participated in this study. Background music with, and without lyrics, was tested for effects on listener concentration in attention testing using a randomized controlled trial RCT study. The comparison results revealed that background music with lyrics had significant negative effects on concentration and attention. The findings suggest that, if background music is played in the work environment, music without lyrics is preferable because songs with lyrics are likely to reduce worker attention and performance. Rong-Hwa HuangYi-Nuo ShihBackground music is a common element in daily living and the workplace. Determination of whether background music affects human work concentration is a relevant concern. Studies have found background music influences human behavior, and this study attempts to understand how background music and listener fondness for types of music affects worker concentration. This study analyzes how different types of background music-and how listeners' degree of preference for the background music-can affect listener concentration in attention testing through Randomized Controlled Trial RCT. Participants Data were collected from 89 workers. The participants ranged in age between 19 and 28 years old, with an average age of 24 years old. We conclude background music influenced listener attention. This influence has more to do with listener fondness for the music than with type of music. Compared to situations without background music, the likelihood of background music affecting test-taker attention performance is likely to increase with the degree to which the test-taker likes or dislikes the music. It is important not to select music that workers strongly like or dislike when making a selection of background music to avoid negatively affecting worker L. ClaussSpine title Effect of music on attention and self-stimulatory behavior. Typescript. Thesis Ph. D.-Hofstra University, 1994. Includes bibliographical references leaves 81-87.
11Alat Musik Unik Penghasil Instrumen Indah Yang Ada Di Dunia. May 13, 2020 by Putra Faralan. Alat musik unik merupakan salah satu instrumen musik yang diciptakan oleh manusia dengan keunikan yang ada didalamnya. Namun siapa sangka bahwa keunikan tersebut lah yang menjadikan daya tarik untuk kalangan publik, khususnya pecinta kesenian musik.
Pengertian instrumen penelitian â Instrumen dalam penelitian sangatlah penting dan harus dipikirkan karena instrumen berfungsi sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Bentuk instrumen penelitian berkaitan dengan metode pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan tersebut. Secara umum, pengertian instrumen penelitian adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan penelitian. Alat ini harus dipilih sesuai dengan jenis data yang diinginkan dalam sebuah penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat pada waktu penelitian yang menggunakan suatu metode. Menyusun sebuah instrumen penelitian bisa dilakukan oleh peneliti jika sudahmemahami metode penelitiannya. Pemahaman terhadap variabel atau hubungan antar variabel merupakan modal penting untuk menjabarkan menjadi sub variabel, indikator, deskriptor dan butir-butir instrumennya. Instrumen penelitian bisa juga didefiniskan sebagai suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga kemudian dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel dalam proses penelitian Dalam bidang pendidikan, instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu. baca juga jenis-jenis penelitian Di bawah ini akan dijelaskan definisi dan pengertian instrumen penelitian, baik secara umum maupun menurut pendapat para ahli. Definisi Instrumen Penelitian Secara Umum Pengertian instrumen penelitian secara umum adalah suatu alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur atau mengumpulkan informasi kuantitatif maupun kualitatif sebagai bahan pengolahan yang berkenaan dengan objek ukur yang sedang diteliti. Pengertian Instrumen Penelitian Menurut Para Ahli Berikut akan dibahas apa saja pengertian instrumen penelitian menurut pendapat para ahli selengkapnya. Menurut KBBI Instrumen menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia serta sarana penelitian berupa seperangkat tes dan sebagainya untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan. Menurut Suharsimi Arikunto Pengertian instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Menurut Notoatmodjo 2010 Definisi instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya. Menurut Ibnu Hajar Arti instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk bisa mendapatkan informasi kuantitatif tentang variabel yang berkarakter dan objektif. Adapun jenis data penelitian yang dimaksud di antaranya adalah Data kuantitatif, merupakan jenis data yang berkaitan dengan jumlah atau kuantitas yang dapat dihitung atau disimbolkan dengan ukuran-ukuran kuantitas. Data kualitatif, merupakan jenis data yang berkaitan dengan nilai kualitas seperti sangat baik, baik, sedang, cukup, kurang dan lain-lain. Data nominal, ordinal, interval atau data rasio berdasarkan skala pengukurannya. Data primer langsung dari hasil pengamatan atau sekunder diambil dari sumber data lainnya. Menurut Farida Yusuf Tayibnapis 2000 Pengertian instrumen diartikan sebagai sebuah alat yang digunakan untuk merekam informasi yang dikumpulkan. Menurut Sugiyono Menurut Sugiyono, pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai tempat dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari tempatnya dapat dikumpulkan pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Menurut Suryabrata 2008 Definisi instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis, umumnya secara kuantitatif. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Lebih jauh, dikatakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian Instrumen penelitian memiliki beberapa jenis yang berbeda satu sama lainnya. Berikut merupakan macam-macam instrumen penelitian dan penjelasan lengkapnya. 1. Tes Tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang bermanfaat juga sebagai sarana ukur kepada variabel-variabel tertentu yang berupa kapabilitas, ketrampilan, intelegensi, sikap atau bakat yg dipunyai oleh individu atau kelompok atau grup. 2. Kuesioner Angket Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden berupa laporan tentang pribadinya, atu hal-hal yang ia ketahui. 3. Wawancara Secara umum pengertian wawancara adalah sebuah instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang. Wawancara juga bisa diartikan sebagai percakapan antara dua orang atau lebih yang berlangsung antara narasumber dan pewawancara, dimana pewawancara memberi pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber untuk mendapatkan informasi. 4. Observasi Secara umum, pengertian observasi adalah sebuah pengamatan serta pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi menjadi salah satu metode pengumpulan data dengan mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi dalam penelitian. 5. Skala Bertingkat Skala bertingkat adalah salah satu instrumen penelitian berupa suatu ukuran subyektif yang dibuat berskala. Skala bertingkat ini juga disebut sebagai ratings. 6. Dokumentasi Secara singkat, pengertian dokumentasi dalam kaitannya sebagai instrumen penelitian adalah suatu bentuk dari pengabadian, arsip ataupun barang-barang peninggalan yang diabadikan. Demikianlah informasi mengenai pengertian instrumen penelitian menurut para ahli dan definisinya secara umum lengkap beserta jenis-jenis instrumen penelitian dan contohnya. Semoga bisa menjadi referensi dalam memahami definisi instrumen yang benar.
Salahsatu aplikasi yang memungkinkan kalian untuk memutar DVD di laptop Windows 10 adalah VLC Media Player. Bahkan, software ini bisa dipakai untuk memutar Blu-ray. Tak hanya itu saja, kalian juga bisa memainkan musik yang terdapat di dalam file laptop kalian dengan menggunakan VLC Media Player. 2. KMPlayer static.makeuseof.com NilaiJawabanSoal/Petunjuk INSTRUMEN Alat Alat Musik, Alat Yang Dipakai Untuk Mengerjakan Sesuatu MENGGULAI Memasak gulai; membuat gulai; kalau pandai ~, badar pun menjadi tenggiri, pborang yang pandai meskipun kurang alat syaratnya, dapat juga mengerjakan sesuatu dengan baik KAPAK Kepak;sayap; seperti - naik pemidangan peminangan, pb tidak pd tempatnya; kurang cukup alat atau kepandaiannya dalam mengerjakan sesuatu; berkapak... PEMBASUH Alat orang yang membasuh; ~ balai uang biaya perkara; ~ dusun ark Plb selamatan membersihkan desa dengan memotong kerbau; ~ meja pembasuh balai; ~ ... BUNYI Laras pada alat musik atau nyanyian dsb MEMAINKAN 1 memakai melakukan dsb sesuatu untuk bermain-main para siswa pandai ~ alat musik; 2 memukul memetlk, menyembunyikan, dsb alat musik atau bunyi-... JALAN ...nda; 10 lantaran; perantara sesuatu yang menjadi alat atau jalan penghubung; 11 berjalan kita tidak boleh - di atas rel kereta api; 12 berjalan';... ALAT Benda Untuk Mengerjakan Sesuatu ANAK ...n lada cabai, rempah-rempah, dsb; - batu tulis alat tulis pd batu tulis; - bawang peserta bermain yang tidak masuk hitungan hanya sebagai penggen... BIOLA Alat musik HARPA Alat musik petik GITAR Alat musik ORGAN Alat Musik PIANIKA Jenis alat musik tiup REBAB Alat musik tradisional PIANO Alat musik KECAPI Alat musik TAMBORIN Alat musik GENDANG Alat musik pukul KOLINTANG Jenis alat musik dari bambu ANGKLUNG Alat Musik Tradisional Jawa SELO Alat musik gesek SULITLOH Alat Musik Tiup OKARINA Alat musik tiup kecil tanpa kunci nada OBO Alat musik dari kayu yang ujungnya berbentuk kerucut, mengeluarkan nada nyaring Denganbunyi yang dihasilkan sangat unik, sekarang ini banyak sekali para pemain musik di Indonesia yang tertarik untuk memainkannya. Terdapat 4 jenis model alat musik Ukulele, diantaranya adalah : soprano (standart) berukuran 33 cm. concert berukuran 38 cm. Tenor berukuran 43 cm. baritone berukuran 48 cm.