When 24 February - 2 March 2022. Where: Cologne, Germany. Map: Cologne on Google Map. Website: cologne.de. Hotels: Hotels in Cologne. The session and street carnival in NRW will be largely cancelled in 2022. Many classic carnival sessions and parades have already been cancelled or taken in a scaled-down version. Kamis – Sabtu, 20 – 22 Oktober 2016, pukul – WITA Sinema Bentara kali ini secara khusus menghadirkan film-film terpilih dari Jerman yang terangkum dalam program German Cinema Festival 2016. Agenda ini merupakan kelanjutan dari kerjasama tahun sebelumnya antara Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut dengan Bentara Budaya Bali serta didukung oleh Sehati Production. Tahun ini merupakan edisi kelima penyelenggaraan German Cinema, digelar disejumlah kota di Indonesia antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, dan Makassar. Lebih dari 15 produksi film terpilih dengan ragam tematik yang menarik tahun 2015-2016 menggambarkan capaian film-film Jerman kontemporer yang mengesankan dan patut diapresiasi. Khusus pemutaran German Cinema Festival di Bali akan ditayangkan di XXI Mall Bali Galeria, menghadirkan sejumlah sinema terpilih antara lain Coconut Hero 2015, Florian Cossen, 101 menit, Agonie 2016, David Clay Diaz, 93 menit, Herbet 2015, Thomas Stuber, 109 menit, Junges Licht 2015, Adolf Winkelmann, 122 menit, Sibylle 2015, Michael Krummenacher, 87 menit, Victoria 2015, Sebastian Schipper, 136 menit, Freistatt 2015, Marc Brummund, 104 menit, Ein Atem 2015, Christian Zübert, 101 menit, dan Die Lügen der Sieger 2015, Christoph Hochhäusler, 112 menit. Film-film Jerman terpilih kali ini menghadirkan aneka perspektif dan tematik yang menarik. Mulai dari sosok wanita yang cerdas sekaligus rapuh, berikut hal-hal lucu dan paradoks dalam kehidupan sehari-hari, termasuk sosok-sosok muda yang berhadapan dengan berbagai realitas dan aneka kerumitan sistem sosial, suatu perjuangan untuk penemuan diri di tengah kehidupan yang penuh ironi. Seluruh pemutaran film ini menggunakan tiket yang bersifat bebas bea gratis. Informasi lebih jauh perihal acara di Bali dapat menghubungi Dewi 081236307974. Jadwal Pemutaran Film Kamis, 20 Oktober 2016 Coconut Hero Agonie Herbert Jumat, 21 Oktober 2016 Junges Licht Sybille Victoria Sabtu, 22 Oktober 2016 Freistatt Ein Atem Die Lugen der Sieger Sinopsis Coconut Hero Film cerita // 101 menit // Jerman / Kanada, 2015 Kamis, 20 Oktober 2016 WITA Sutradara Florian Cossen // Pemeran Alex Ozerov, Bea Santos, Krista Bridges, Sebastian Schipper, Jim Anann, Reid, David Thompa, Jeff Klarke, Udo Kier. Mike Tyson nama ini hanya satu dari sekian hal yang menyusahkannya sudah lama berharap ia mati saja. Pemuda berusia 16 tahun itu ditinggal oleh ayahnya ketika masih kecil dan terus dirisak oleh teman-teman sekolahnya. Ia tinggal berdua ibunya di kota kecil di daerah antah berantah di bagian utara Kanada. Setelah gagal bunuh diri, Mike diharuskan ikut terapi kejiwaan. Pada pemeriksaan rutin di rumah sakit lalu ditemukan tumor mematikan di otaknya, dan Mike mengira harapannya akan terwujud. Tetapi ketika ia bertemu Miranda, orang pertama yang benar-benar bisa memahaminya, ia membangun harapan baru. Dengan tokoh-tokoh simpatik, alur cerita penuh kejutan, gambar-gambar indah daerah pedesaan Kanada, serta iringan musik yang asyik, film terbaru Florian von Cossen mengenai hidup dan mati menjadi tontonan wajib. Sebuah film Jerman yang menyerupai film indie dari Amerika! Florian Cossen lahir tahun 1979 di Tel Aviv dan tahun 2002 mulai kuliah penyutradaraan film di Akademi Film Baden-Württemberg di Ludwigsburg. Pada tahun 2005 dan 2006 ia memperoleh beasiswa sehingga dapat berkuliah di University of California di Los Angeles dan di Universidad del Cine di Buenos Aires. Di sana ia memperoleh inspirasi untuk film karya akhir sekaligus film cerita perdananya Das Lied in mir, yang memperoleh nominasi untuk Hadiah Perfilman Jerman. Agonie Film cerita // 93 menit // Jerman / Austria, 2016 Kamis, 20 Oktober 2016 WITA Sutradara David Clay Diaz // Pemeran Samuel Schneider, Alexander Srtschin, Alexandra Schmidt, Simon Hatzl, Mercedes Echerer, Alexander Jagsch, Martina Poel Dua pemuda, Christian 24 dan Alex 17, menjalani hidup masing-masing tanpa saling terkait. Pada akhir film, satu dari mereka telah menjadi pembunuh. Siapa pun yang pernah menemui peristiwa seperti itu, mungkin bahkan di sekitar lingkungannya sendiri, mau tidak mau akan berusaha mencari pemicu kejahatan tersebut dan menggali makna di balik drama yang terjadi, betapa pun menyimpang dan kejam. Tetapi bagaimana kalau apa yang biasa disebut dengan kehidupan ternyata menyimpan cerita, namun tidak mengikuti alur tertentu. Agonie dengan tangkas melawan dramaturgi yang lazim. David Clay Diaz menyelidiki kasus pembunuhan, tetapi ia memilih sekadar menampilkan apa yang terjadi alih-alih menjelaskannya. Penonton dibiarkan menarik kesimpulan sendiri. Sebuah penyajian yang sangat bernas! David Clay Diaz lahir tahun 1989 di Paraguay, melewati masa kecilnya di Lima, Peru dan kemudian mengikuti ibunya ke Wina, tempat ia kuliah filsafat. Sejak 2010 ia kuliah penyutradaraan film di Sekolah Tinggi Televisi dan Film München. Agonie dibuat sebagai tugas kuliah tahun ketiga. Herbert Film cerita // 109 menit // Jerman, 2015 Kamis, 20 Oktober 2016 WITA Sutradara Thomas Stuber // Pemeran Peter Kurth, Lina Wendel, Lena Lauzemis, Edin Hasanovic, Peter Schneider, Manfred Möck Herbert berbadan kekar. Meskipun ia sudah mulai berumur, otot dan kepalan tangan tetap menjadi modal utamanya. Dulu ia “Kebanggaan Leipzig”. Sekarang ia menyambung hidup sebagai penagih utang dan penjaga pintu yang andal, dan pada malam hari ia menyiapkan petinju muda Eddy menghadapi petarungan perebutan gelarnya yang pertama. Namun tidak lama kemudian Herbert terpaksa mengakui bahwa hidupnya berantakan. Ia terakhir bertemu putrinya yang kini telah dewasa ketika anak itu berusia enam tahun. Ia menjaga jarak dengan pacarnya yang bernama Marlene. Hidupnya semakin kacau ketika ia didiagnosis mengidap penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Herbert sadar bahwa telah tiba saatnya untuk pertarungan terakhir, bahwa ia harus memperbaiki berbagai kesalahannya. Sebelum terlambat. Dengan Herbert, yang merupakan debutnya sebagai sutradara, Thomas Stuber berhasil menampilkan potret lugas seorang petinju yang mulai menua. Sebuah drama yang apa adanya, keras, tanpa ampun, dan diperankan dengan baik. Thomas Stuber, kelahiran 1981, kuliah penyutradaan film di Akademi Film Baden-Württemberg pada tahun 2004 sampai 2011. Sebelumnya ia telah mengumpulkan pengalaman di industri film dengan bekerja sebagai pegawai magang. Film mahasiswanya Teenage Angst 2008 diputar perdana di Berlinale, dinominasikan untuk banyak penghargaan, dan berhasil meraih beberapa di antaranya. Junges Licht Film cerita // 122 menit // Jerman, 2015 Jumat, 21 Oktober 2016 WITA Sutradara Adolf Winkelmann // Pemeran Oscar Brose, Charly Hübner, Lina Beckmann, Peter Lohmeyer, Ludger Pistor Julian Collien, 12 tahun, tinggal di desa pertambangan yang dicirikan oleh kekangan, kemiskinan dan kebrutalan. Julien tidak melihat manfaat sekolah. Ia ingin menjadi penambang – seperti ayahnya. Ibunya yang mengidap penyakit batu empedu mengalami gangguan mental dan pergi tetirah di pantai bersama adik perempuan Julian, sehingga ayah dan putra tinggal berdua selama liburan musim panas. Julian merasa bertanggung jawab di rumah Ia menyiapkan roti untuk ayahnya dan menjemputnya di tambang. Julian jarang menghabiskan waktu luang bersama kaum remaja sedesa, yang kerap bercanda dengan kasar. Ia mendapat pinjaman kamera dari Gorny, pemilik rumah mereka, dan diminta memotret teman-temannya ketika sedang mandi. Tetapi Julian lebih suka mengamati Marusha, putri tiri Gorny yang berumur 15 tahun, namun terlalu cepat dewasa, yang membuat bukan saja Julian mabuk kepayang, melainkan juga ayahnya. Penghormatan Adolf Winkelmann terhadap Ruhrgebiet zaman dahulu ini membangkitkan kawasan pertambangan tersebut dalam gambar-gambar puitis. Sebuah adaptasi novel berjudul sama karya Ralf Rothmann. Adolf Winkelmann adalah sutradara, produser, dan profesor untuk film di Sekolah Tinggi Kejuruan untuk Seni dan Desain di Dortmund. Ia bekerja di industri film sejak tahun 1967, dan pada tahun 1978 ia berhasil mencatat sukses besar dengan film bioskop perdananya Die Abfahrer. Di sini pun ia telah menyajikan potret kawasan Ruhrgebiet, sebuah tema yang selalu ia angkat kembali. Winkelmann meraih berbagai penghargaan untuk film-filmnya. Sybille Film cerita // 87 menit // Jerman, 2015 Jumat, 21 Oktober 2016 WITA Sutradara Michael Krummenacher // Pemeran Anne Ratte Polle, Thomas Loibl, Dennis Kamitz, Levi Lang, Heiko Pinkowski, Andreas Lust, Thomas Fränzel, Elisabeth Rath, Thomas Bestvater, Franziska Rieck Setelah melewati masa sangat sibuk di biro arsitek miliknya, Sibylle sulit mendapatkan ketenangan saat berlibur bersama Jan, suaminya, dan David dan Luca, kedua putra mereka. Sementara keluarganya masih tidur, Sibylle berjalan-jalan menyusuri tebing di tepi sungai. Perempuan seusia yang setiap hari berpapasan dengannya nyaris luput dari perhatiannya – sampai suatu pagi ia menyaksikan perempuan itu bunuh diri. Sekembalinya ke München, Sibylle sia-sia berusaha melupakan kejadian tersebut. Selalu saja ada kejadian aneh yang seolah-olah menyiratkan kaitan antara nasib perempuan itu dan dirinya. Sibylle semakin menjauhi keluarganya dan dihantui penampakan yang bagaikan mimpi buruk. Karena diduga lelah mental, Sibylle diminta berhenti bekerja untuk sementara. Dalam keadaan terisolasi, ia berupaya meraih kembali kendali atas hidupnya serta keakraban dengan keluarganya. Tetapi ternyata upaya itu tidak mendapat sambutan hangat. Dengan film thriller Sibylle, Michael Krummenacher berhasil menembus ranah film genre, sesuatu yang masih langka dalam perfilman Jerman. Sebuah film yang menegangkan sekaligus menggelisahkan. Michael Krummenacher, kelahiran 1985 di Swiss, mulai kuliah penyutradaraan Sekolah Tinggi untuk Televisi dan Film München pada tahun 2006. Tahun 2009 ia bersama seorang mitra mendirikan perusahaan produksi Passanten Filmproduktion. Ia memproduksi dan menyutradarai film cerita perdananya Hinter diesen Bergen pada tahun 2010. Krummenacher telah meraih berbagai penghargaan untuk karya-karyanya. Victoria Film cerita // 136 menit // Jerman, 2015 Jumat, 21 Oktober 2016 WITA Sutradara Sebastian Schipper // Pemeran Laia Costa, Frederick Lau, Franz Rogowski, Burak Yigit, Max Mauff, André M. Hennicke, Anna Lena Klenke Satu jam lagi, dan malam ini pun akan berlalu di Berlin. Victoria, perempuan muda asal Madrid, berkenalan dengan empat pemuda Berlin – Sonne, Boxer, Blinker dan Fuß – di depan sebuah klub. Ia dan Sonne langsung tertarik satu sama lain, tetapi waktunya tidak tepat. Sonne dan teman-temannya masih ada urusan lain. Untuk menebus utang, mereka sepakat melakukan hal yang melanggar hukum. Ketika salah seorang dari mereka mendadak berhalangan, Victoria diminta menjadi sopir. Apa yang diawali sebagai petualangan seru, kemudian menjadi tarian euforia – sebelum menjelma sebagai mimpi buruk. Menjelang fajar Victoria dan Sonne pun mempertaruhkan segala sesuatu. Ini bukan ide biasa Membuat satu film utuh dalam satu kali pengambilan gambar, tanpa trik teknis, tanpa pengaman maupun tipuan, dan dengan risiko penuh. Itulah yang dilakukan Sebastian Schipper dan timnya dengan sangat berhasil. Salah satu film Jerman paling menggairahkan dalam beberapa tahun terakhir! Sebastian Schipper, kelahiran 1968, kuliah seni peran di Otto Falckenberg Schule di München dari tahun 1992 sampai 1995. Setelah lulus ia sering tampil sebagai pemeran pendukung di berbagai film sukses seperti Kleine Haie 1996, The English Patient 1996 dan Run Lola Run 1998. Film Absolute Giganten 1999 merupakan film cerita perdananya sebagai sutradara dan penulis, dan sejak itu ia berhasil baik sebagai aktor maupun sebagai sutradara. Freistatt Film cerita // 104 menit // Jerman, 2015 Sabtu, 22 Oktober 2016 WITA Sutradara Marc Brummund // Pemeran Louis Hofmann, Alexander Held, Stephan Grossmann, Katharina Lorenz, Max Riemelt, Uwe Bohm Musim panas 1968. Angin perubahan hanya terasa sepoi-sepoi di kota-kota kecil di bagian utara Jerman. Wolfgang yang berusia 14 tahun menghadapi kesehariannya, ibunya, dan terutama ayah tirinya dengan sikap membangkang. Ketika ia dimasukkan ke panti asuhan Freistatt milik gereja di daerah terpencil, ia mendapatkan dirinya di sebuah dunia yang membuat keinginannya untuk bebas semakin menggebu Pintu-pintu terkunci, jendela-jendela berterali, kerja bakti bergaya militer di lingkungan sekitar panti. Tetapi satu hal sudah jelas bagi Wolfgang Hasratnya akan kebebasan takkan pernah padam. Sebuah film yang memikat dan menyentuh berdasarkan kisah nyata. Marc Brummund menyajikan cerita Wolfgang dan teman-teman senasibnya dengan gambar-gambar yang sangat ekspresif. Sebuah film sensasional! Marc Brummund, kelahiran 1979, kuliah psikologi dan publisistik di Universitas Hamburg dan kemudian kuliah film dokumenter di Sekolah ZELIG untuk Film dan Televisi di Bozen, Italia. Pada tahun 2014 ia mengikuti master class penyutradaraan film di Hamburg Media School. Ia meraih berbagai penghargaan nasional dan internasional, termasuk nominasi untuk Hadiah Film Pendek Jerman dan Oscar Mahasiswa. Ein Atem Film cerita // 101 menit // Jerman, 2015 Sabtu, 22 Oktober 2016 WITA Sutradara Christian Zübert // Pemeran Jördis Triebel, Chara Mata Giannatou, BenjamenitSadler, Apostolis Totsikas, Nike Maria Vassil, Pinilopi Sergounioti, Mary Nanou, Akilas Karazisis. Dua perempuan, satu perjalanan menuju diri sendiri. Seorang ibu penyayang yang bermasalah tengah mencari anaknya. Seorang perempuan hamil berupaya lari dari tanggung jawab. Tessa, 37, seolah memiliki kehidupan sempurna. Ia tinggal di apartemen mewah di Frankfurt bersama suaminya Jan dan putri mereka Lotte, yang berusia 18 bulan. Elena, 27, berasal dari Yunani. Krisis yang melanda negerinya dihadapinya dengan tegar dan percaya diri Ia mengadu nasib di Jerman dan mendapat pekerjaan sebagai pengasuh Lotte. Mula-mula semua terasa mudah, tetapi situasi menjadi rumit ketika Elena menyadari ia hamil. Tiba-tiba tanggung jawabnya bukan lagi sekadar atas dirinya sendiri. Anak atau karier, pertanyaan ini dihadapi oleh dua perempuan di bawah kondisi yang sangat berbeda dalam film Ein Atem garapan Christian Zübert. Film ini memberi ruang bagi sudut pandang kedua perempuan itu dan sangat berkesan terutama karena penampilan memukau kedua pemeran utama. Christian Zübert, kelahiran 1973, mengawali kariernya pada tahun 2001 sebagai penulis skenario untuk seri detektif Der Clown. Film bioskop pertamanya adalah komediLammbock 2001, di mana ia menjadi penulis skenario sekaligus sutradara. Sejak itu ia mencatat sukses sebagai penulis skenario dan sutradara melalui film sepertiNeue Vahr Süd 2010 dan Dreiviertelmond 2011 dan meraih berbagai penghargaan Die Lügen der Sieger Film cerita // 112 menit // Jerman / Prancis, 2015 Sabtu, 22 Oktober 2016 WITA Sutradara Christoph Hochhäusler // Pemeran Florian David Fitz, Lilith Stangenberg, Horst Kotterba, Ursina Lardi, Avred Birnbaum, Gottfried Breitfuß Fabian Groys wartawan terkemuka di redaksi ibukota sebuah majalah berita politik. Bersama Nadja, pegawai magang yang ditugaskan membantunya, ia menginvestigasi perlakuan angkatan bersenjata Jerman terhadap kaum veteran. Ketika penyelidikannya kandas karena informannya berubah pikiran, Groys beralih ke skandal limbah beracun. Kemudian muncul petunjuk bahwa kedua kasus itu saling terkait, dan semuanya bergulir semakin kencang. Namun ada yang membuat Groys curiga Bisakah ia mempercayai informasi yang diterimanya? Die Lügen der Sieger karya Christoph Hochhäusler bercerita secara padat dan meyakinkan mengenai penyalahgunaan kekuasaan dan jurnalisme investigatif. Christoph Hochhäusler, kelahiran 1972, adalah sutradara dan penulis skenario. Ia kuliah penyutradaraan film di Sekolah Tinggi untuk Televisi dan Film München. Bersama dengan teman-teman kuliah ia mendirikan majalah film Revolver, dan hingga kini ia masih terlibat sebagai ko-penerbit dan penulis. Film perdananya Milchwald2013 mendapat perhatian internasional dan juga diputar di bioskop-bioskop di Prancis. Film cerita berdurasi panjang ketiganya Unter dir die Stadt 2010 diputar perdana di Festival Film Cannes. The2020 Veterans Film Festival was held as a virtual event during the pandemic, with films available for viewing online and the awards presented in an online ceremony. The prestigious Red Poppy Awards, a significant part of the Veterans Film Festival, were made to the films U311 Cherkasy for the best feature film and to Trust Frank for the Untuk hampir semua genre dan kawasan di dunia ada festival film tersendiri di Jerman. Skena film di Jerman itu unik di seluruh dunia - dan begitu beragam sehingga nyaris tidak bisa dipantau secara keseluruhan. Kritikus film Michael Kohler memperkenalkan sepuluh festival film favoritnya. Seharusnya kondisi festival film di Jerman tidak terlalu baik. Home theater semakin besar, gambar hidup selalu bisa diakses lewat ponsel pintar, dan sejarah film hanya berjarak sekali klik pada mouse. Tetapi kenyataannya justru sebaliknya. Festival film sedang naik daun, setiap kota agak besar menyelenggarakan festival sendiri, dan barang siapa yang mau bisa menghabiskan waktu setahun penuh untuk berkeliling festival film di Jerman. Bagaimana menjelaskan keadaan ini? Pertama-tama Film pendek semakin banyak diproduksi dan didistribusikan melalui semakin banyak jalur, tanpa menimbulkan kejenuhan di kalangan penonton - di sini festival membantu orang berorientasi. Festival film bukan hanya menyediakan layar besar dan pemutaran perdana, melainkan juga rasa komunitas yang tidak bisa dibandingkan dengan kunjungan bioskop biasa. Jika di bioskop penonton akan bubar seusai pertunjukan, di sebuah festival justru ada berbagai daya tarik; festival itu mirip desa global dengan tamu dari seluruh dunia. Di sana orang dapat melihat para bintang, bertemu pembuat film - atau keduanya - dan di Jerman ada sesuatu untuk hampir setiap preferensi. Nyaris tidak ada ceruk, kawasan, atau genre yang tidak memiliki festival yang dikhususkan untuknya. Bukan hanya jumlah jumlah festival film di Jerman yang unik, tetapi juga keberagamannya. Ini dimungkinkan oleh bantuan di tingkat federal, negara bagian, dan komunal, karena festival film dianggap sebagai faktor pendukung lokasi dan pariwisata. Digitalisasi pun berperan penting film menjadi jauh lebih mudah diperoleh dan biaya untuk transpor dan perawatan berkurang. Memilih sepuluh festival terpenting di antara sekian banyak festival pada dasarnya mustahil. Justru karena semuanya - akibat orientasi yang berbeda-beda - sulit dibandingkan satu sama lain. Namun ada beberapa yang tepat menonjol, seperti Berlinale, Pekan Film Pendek Oberhausen, atau Festival untuk Film Dokumenter dan Animasi Leipzig. Trio itu mewakili baik tradisi panjang festival film di Jerman maupun sifat internasionalnya; mencerminkan federalisme yang mendukung kegiatan budaya di seluruh negeri, bukan di pusat-pusat tertentu saja; dan, dengan sejarah masing-masing, juga merepresentasikan pembelahan Jerman yang kini telah teratasi. Festival-festival lain yang masuk “top ten” masing-masing memiliki sesuatu yang membuatnya spesial Pekan Film Hof ibarat pertemuan keluarga untuk komunitas film Jerman, Down Under Berlin merupakan start-up khas ibukota, Fantasy Filmfest termasuk proyek penggemar yang sukses, sementara Filmfest München menarik pengunjung dengan gaya urban. Ada satu kesamaan pada festival-festival di Jerman Semuanya terbuka untuk umum. Keangkuhan à la Cannes tidak dikenal di sini. BERLINALE FESTIVAL PUBLIK TERBESAR DI DUNIA Istana Berlinale Tempat pemutaran perdana film-film yang dilombakan dan lokasi bergengsi untuk semua acara gala Photo detail © Berlinale 2006, Andreas Teich Festival film terpenting di Jerman diawali oleh ide perwira film AS Oscar Martay. Pada tahun 1951, ia berniat membuat “jendela dunia bebas” di kota Berlin yang hancur dan terbelah untuk meyakinkan orang Jerman akan keunggulan Barat dengan menampilkan bintang film dan film Hollywood. Sebagai buah Perang Dingin, Festival Film Internasional itu lama menjadi festival bernuansa politik di “kota garis depan” Berlin Barat. Pada tahun 1970, segenap juri mundur akibat pertikaian mengenai film karya Michael Verhoeven yang menyoroti Perang Vietnam; pada tahun 1979, negara-negara sosialis melakukan boikut untuk memprotes The Deer Hunter garapan Michael Cimino. Kini Berlinale berlangsung di tengah kota Berlin yang telah menyatu kembali dan, dalam perbandingan dengan Festival Film Cannes dan Venezia, menonjol berkat kedekatan dengan publik dan pembinaan bakat-bakat muda. Lebih dari tiket masuk terjual pada tahun 2016. Dengan demikian, Berlinale merupakan festival film terbesar di Eropa sekaligus festival publik terbesar di dunia. Sejak 2003, “Talent Campus” pada Berlinale menjadi tempat pembuat film muda bertemu dengan tokoh-tokoh mapan industri film untuk merencanakan langkah karier Film Internasional Berlin Berlinale Pendirian 1951. Tempat Berlin. Termin Februari. Program Pemutaran perdana internasional, bioskop auteur, sejarah film. Hadiah Utama Beruang Emas, Beruang Perak. PEKAN FILM PENDEK OBERHAUSEN FILM SEBAGAI SENI SUBVERSIF Pekan Film Pendek Oberhausen ke-62, di depan tempat pemutaran film untuk festival Lichtburg Palast Photo detail © Kurzfilmtage / Daniel Gasenzer In Film pendek sering dimanfaatkan oleh para pembuat film untuk bereksperimen dengan hal-hal yang terlalu riskan untuk film panjang. Itu saja sudah menjadikan film pendek subversif - dan lebih lincah dibandingkan film biasa. Seperti itulah pandangan di Oberhausen sejak dahulu, dan karenanya, semasa Perang Dingin pun disajikan film-film dari Blok Timur, yang tidak diputar di tempat lain di Barat. Karena itu pula, pada tahun 1962 para pembuat film muda Jerman menyuarakan kemarahan mereka mengenai film-film masa keajaiban ekonomi melalui apa yang disebut Manifesto Oberhausen. Pada tahun 1968, sutradara Hellmut Costard memicu skandal dengan film yang menampilkan penis yang bisa berbicara dan mengritik kebijakan bantuan untuk film Jerman. Sebagai festival film pendek tertua di dunia didirikan tahun 1954, Oberhausen telah mengalami banyak hal namun tetap berhasil memelihara semangat muda. Misalnya, dengan secara dini memandang video musik sebagai bentuk seni, atau dengan memikirkan apa yang terjadi dengan film pendek jika diputar sebagai video di museum. Meskipun begitu, Oberhausen takkan pernah menjadi museum untuk film. Untuk itu festival tersebut terlalu lincah dan terlalu Film Pendek Internasional Oberhausen Pendirian 1954. Tempat Oberhausen. Termin Akhir April/awal Mei. Program Film pendek segala jenis Hadiah Besar Kota Oberhausen, Hadiah MuVi untuk video musik Jerman. DOK LEIPZIG BERGAIRAH DI CERUK Festival Centre, Dok Leipzig 2016 Photo detail © Dok Leipzig 2016 / Susann Jehnichen Sejak 1962 Leipzig memberi hadiah merpati emas dan perak yang mengacu kepada desain Pablo Picasso untuk Kongres Perdamaian Dunia pada tahun 1947. Namun suasana damai jarang ditemui di balik layar pada festival film dokumenter tertua di dunia. Seiring dengan bertambahnya signifikansi festival itu, bertambah besar pula keinginan pemerintah Jerman Timur untuk memengaruhi programnya dari segi politik. Meskipun begitu, Leipzig menjadi panggung penting untuk pertukaran budaya antara Timur dan Barat, sekaligus jendela pajang penting untuk film-film dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Setelah keruntuhan Tembok Berlin, festival itu harus mencari identitas baru Film animasi menjadi bagian mandiri dari festival, sementara festival itu sendiri dikembangkan sebagai “pusat kompetensi” internasional, tempat ko-produksi bisa digagas dan program film untuk festival dan fasilitas kebudayaan lain bisa dirancang. Yang paling penting di Leipzig mungkin bukti yang berulang setiap tahun, yaitu bahwa “program ceruk” seperti film dokumenter pun bisa memukau Leipzig Pendirian 1955. Tempat Leipzig. Termin Akhir Oktober/awal November. Program Film dokumenter, film animasi Hadiah Utama Merpati Emas, Merpati Perak. Pekan Film Hof PANGGUNG UNTUK PARA BINTANG MASA DEPAN Kesebelasan sepak bola Pekan Film Hof Foto Ausschnitt © Evelyn Kutschera Di kota Hof juga ada karpet merah, tapi yang lebih penting adalah lapangan hijau Sejak Pekan Film diluncurkan pada tahun 1967, kesebelasan tim festival bertanding melawan kesebelasan yang terdiri dari aktor, produser dan sutradara. Dari sini terlihat bahwa suasana di Hof cenderung santai. Festival ini semacam pertemuan keluarga untuk perfilman Jerman - tetapi tamu-tamu mancanegara untuk seri film independen dan kilas balik yang setiap kali didedikasikan kepada satu sutradara juga disambut dengan baik dan hadir dalam jumlah besar. Namun reputasi legendaris Hof diperoleh sebagai panggung bagi bakat-bakat muda perfilman Jerman; lebih lagi dibandingkan Berlinale, Hof merupakan festival untuk sutradara muda dan temuan lainnya “Kami tidak butuh bintang, kami menciptakan bintang,” Heinz Badewitz, pendiri festival yang meninggal pada tahun 2016 dan sebelumnya lama menjadi pimpinan Hof, suka berkomentar mengenai festivalnya. Dan setiap tahun orang-orang pun menuju pedalaman Bavaria untuk melihat apakah ucapannya itu kembali terbukti Raya Film Internasional Hof Pendirian 1967. Tempat Hof. Termin Oktober. Program Film Jerman, film independen. Hadiah Utama Hadiah Pembinaan Film Jerman Baru. FILMFEST MÜNCHEN MUSIM PANAS DI KOTA Open Air di Filmfest München Photo detail © Filmfest München Bukan suatu kebetulan bahwa Filmfest München berlangsung pada awal musim panas, ketika kota tampil paling menawan. Termin pada akhir bulan Juni itu menjadi bagian dari program “Ketika keajaiban sinema bertemu musim panas di kota”, begitulah festival itu mengiklankan diri di seluruh dunia - dan menarik sutradara terkenal seperti Sergio Leone, Lars von Trier, Werner Herzog atau Roman Polanski. Di samping kilas balik karya pembuat film terkemuka dan, agak lebih jarang, pemain film terkenal, festival ini selalu menampilkan seleksi aktual film auteur internasional, banyak pemutaran perdana di Jerman, dan juga banyak produksi televisi Jerman; yang terakhir ini memperebutkan Hadiah Televisi Bernd Burgemeister. Dengan sekitar tiket masuk yang terjual, Filmfest München merupakan festival publik Jerman yang paling sukses setelah Berlinale dan menjadi titik temu yang populer di kalangan perfilman Jerman. Antara lain, karena pesta di sini bisa dirayakan di udara München Pendirian 1983. Tempat München. Termin Akhir Juni/awal Juli. Program Film mancanegara, film Jerman Hadiah Utama Arri/Osram Award, Hadiah Pembinaan Film Jerman Baru. FESTIVAL FILM COTTBUS GERBANG MENUJU TIMUR Filmfestival Cottbus, Kammerbühne Foto Ausschnitt © Florian Bröcker Kadang-kadang rasa khawatir itu penasihat yang baik “Waktu itu kami takut,” ujar Bernd Buder, “bahwa film Eropa Timur akan lenyap dari layar perak” - dan karena itu, pada tahun 1991, Buder dan beberapa rekannya mendirikan festival untuk film dari bekas “negara-negara saudara” berhaluan sosialis di Cottbus, kota asal mereka. Kota itu cocok sekali dengan program tersebut. Cottbus terletak di dekat perbatasan Jerman-Polandia dan kini memandang dirinya sebagai gerbang menuju Timur; selain itu, banyak film yang dilombakan mencerminkan berbagai konflik yang terjadi di negara-negara bekas Uni Soviet. Festival yang dimulai secara bersahaja itu terakhir memutar lebih dari 150 film dari 40 negara, dan pada tahun 2007 dinobatkan sebagai satu dari 50 festival film terpenting di dunia oleh majalah industri Variety. Di Cottbus sendiri, sebuah kota berukuran sedang dengn penduduk, festival itu telah berakar kuat Secara statistik, satu dari lima penduduk mengunjungi berbagai pemutaran film yang tersebar di seluruh wilayah kota. Lucas FILM-FILM UNTUK ANAK-ANAK Lucas - Festival Internasional untuk Penggemar Film Usia Muda Foto Ausschnitt © Sabine Imhof, Quelle DIF Deutsches Filminstitut Sejak 2016 ada banyak hal baru di Festival Film Anak-Anak dan Remaja Jerman Sekarang hanya ada empat lomba untuk tiga kelompok usia mulai empat, delapan dan 13 tahun, dengan hadiah diberikan masing-masing untuk film pendek dan film panjang terbaik, Yang tidak berubah adalah gagasan dasar festival tersebut, yaitu melibatkan anak-anak dan remaja dalam sebanyak mungkin aspek. Oleh karena itu, mereka bukan saja merupakan setengah dari juri yang ada, melainkan juga ikut dalam seleksi film dan membantu dalam persiapan acara bincang-bincang mengenai film. Dengan kata lain Festival ini harus bisa dinikmati terutama oleh anak-anak. Namun tentu saja juga ada tujuan pedagogis “terselubung” “Gambar hidup kini mencegat kita di setiap pojok jalan, di peron kereta bawah tanah, dan di ponsel cerdas masing-masing,” kata Claudia Dillmann, direktur Institut Film Jerman, yang berada di belakang Lucas. “Kami ingin anak-anak sedini mungkin memperoleh instrumen yang membantu mereka memahami film sebagai medium dan bentuk seni, dan bagaimana menanganinya.“ Fantasy Filmfest BERSUKA RIA BERSAMA ZOMBIE Fantasy Filmfest, Ploster Foto Ausschnitt © Fantasy Filmfest Pada awalnya, Fantasy Filmfest sering kali merupakan satu-satunya kemungkinan untuk menonton film horor tanpa disensor dan selain itu juga di layar lebar. Sekarang ini, publik bisa menikmati program yang sama dengan nyaman di rumah sendiri, tetapi meskipun begitu, buah hati beberapa penggemar film horor sudah memasuki usia 30 tahun. Fantasy Filmfest mewadahi semua genre film fantastis mulai dari thriller mainstream hingga anime dan film horor auteur, dan setiap tahun membawa programnya ke tujuh kota besar di Jerman, ibarat sirkus keliling. Walaupun ada banyak pemutaran perdana untuk pasar Jerman, daya tarik utama festival ini bukan lagi semangat menemukan hal baru, melainkan karakter festival sebagai sebuah event Para penggemar merayakan cipratan darah buatan dan sekaligus diri sendiri. Dan ada satu hal lagi yang telah berubah Pengunjung festival tidak lagi didominasi oleh kaum laki-laki, kini semakin banyak perempuan yang telah menemukan keasyikan film Filmfest Pendirian 1987. Tempat Beragam. Termin Agustus hingga September. Program Fantasi, horor, thriller. Hadiah Utama Hadiah Darah Segar untuk Karya Perdana Terbaik. FESTIVAL FILM PEREMPUAN INTERNASIONAL DUA MENJADI SATU Festival Film Perempuan Internasional Dortmund Foto Ausschnitt © Silke Weinsheimer Sebenarnya ini gabungan dua festival Atas perintah pemerintah negara bagian Nordrhein-Westfalen, festival Feminale Köln dan femme total Dortmund yang masing-masing didirikan pada tahun 1980-an meleburkan diri. Sejak itu, keduanya diselenggarakan bergantian setiap tahun. Film yang diputar di kedua kota itu hanya film buatan perempuan, tetapi dengan titik berat yang berbeda Jika pada festival di Dortmund selalu ada tema tertentu 2017 Kontrol di samping lomba internasional, festival di Köln selalu memperkenalkan produksi film perempuan di negara tertentu 2016 Meksiko dan didedikasikan untuk film lesbian. Selain mengangkat karya sutradara perempuan, festival gabungan ini juga berupaya menyoroti karya kaum perempuan yang menjalani profesi teknis di dunia perfilman sebagai juru kamera, penyunting atau pun produser. Sejak 2012 Köln menyelenggarakan lomba internasional untuk sinematografer Film Perempuan Internasional Dortmund Pendirian 2006. Tempat Dortmund/Köln. Termin April. Program Film oleh perempuan, film lesbian. Hadiah Utama Hadiah Penyutradaan, Hadiah untuk Film Cerita Perdana. Down Under Berlin JEMBATAN KE AUSTRALIA Down Under Berlin Foto Ausschnitt © JordiSanjuanRubio_1587, Courtesy of Down Under Berlin Tip rahasia di antara festival-festival film Jerman begitu rahasia, sehingga lima tahun setelah diluncurkan pun belum memiliki entri di Wikipedia. Down Under didirikan oleh Frances Hill, seorang ekspat di Berlin yang ingin memberi platform di Bioskop Moviemento di kota itu untuk film-film dari negeri asalnya, Australia. Sejak itu, Hill setiap tahun memperkenalkan film-film istimewa dari Australia dan Selandia Baru, dan tentu saja juga film-film karya orang Australia yang, seperti dirinya, tinggal di luar negeri. Dengan demikian Down Under Berlin merupakan festival untuk melepas rasa rindu akan kampung halaman, sekaligus perjalanan untuk menjelajahi benua yang jauh. Sebab siapa pun yang merasa mengenal perfilman “down under” karena telah menonton banyak film karya sutradara Australia yang direkrut oleh Hollywood, akan segera menyadari kekeliruannya. Sementara ini, Down Under Berlin telah menjadi festival terbesar sejenisnya di Eropa. Festival ini memutar baik film blockbuster maupun film auteur, film pendek dan dokumenter, serta karya pembuat film dari kalangan penduduk Under Berlin Pendirian 2011. Tempat Berlin. Termin September. Program Film Australia, film Selandia Baru. Hadiah Utama Hadiah Publik. © Katerina Bakurova / Bayerisches Haus Odessa Die Kegembiraan Berbagi Film Kurator Film Kurator film menyeleksi film-film yang alam rangka festival atau seri film diputar di bioskop, sinematek dan lembaga kebudayaan lain - sebuah profesi impian, namun bukan profesi dengan jalur pendidikan formal.
PencarianJati Diri "Soul Odyssey - In Search of Eurasia" Tayang Perdana di Indonesia (Jakarta, September) Sebuah perjalanan pencarian diri pribadi yang tak pernah tenang tertuang dalam film dokumenter Soul Odyssey-In Search of Eurasia, sebuah film dokumenter karya sineas asal Jepang, Shinya Watanabe.Sineas ini mengadakan World Premiere filmnya di Pusat Kebudayaan Rusia, Jakarta.
GERMAN Cinema, yang diselenggarakan Goethe-Institut Indonesien, kembali ke Indonesia pada tahun ini untuk edisi kedelapan. Kali ini, festival film itu sepenuhnya berlangsung secara daring. Festival film tahunan Jerman itu akan menayangkan delapan film Jerman sebagai Video-On-Demand dari 17 hingga 26 Desember 2021. Dimulai pada 2012, German Cinema biasanya berlangsung di bioskop komersial di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Makassar. Baca juga Arawinda Berbagi Kisah Hadiri Festival Film di Arab Saudi Namun, pada 2021, German Cinema akan diadakan secara eksklusif di platform Goethe-On-Demand dengan harapan dapat menjangkau lebih banyak penonton di Tanah Air. Semua film akan memiliki takarir subtitle bahasa Inggris atau Indonesia dan tersedia untuk ditonton secara gratis melalui tautan Tema tahun ini bermain-main dengan asal-usul kata "daring" dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Popularitas istilah "daring" di Indonesia melesat dan dipercepat oleh pandemi. Dalam bahasa Indonesia “daring“ adalah penggabungan dari dua kata, "dalam" dan "jaringan", yang berarti "online". Sementara itu, "daring" dalam bahasa Inggris berarti sesuatu yang berani dalam tindakan atau pemikiran. Berikut ini kedelapan film dalam German Cinema 2021 17-21 Desember 2021 Paris kein Tag ohne dich 2020 karya Ulrike Schaz Amelie rennt 2017 karya Tobias Wiemann dengan takarir bahasa Indonesia Atlas 2019 karya David Nawrath Unter Schnee 2011 karya Ulrike Ottinger 22-26 Desember 2021 Die Goldfische 2019 karya Alireza Golafshan Becoming Black 2019 karya Ines Johnson-Spain Der Junge muss an die frische Luft 2018 karya Caroline Link dengan takarir bahasa Indonesia Grüße aus Fukushima 2016 karya Doris Dörrie Delapan film yang ditayangkan dalam German Cinema 2021 terdiri dari tiga film dokumenter dan lima film cerita. Film dokumenter tersebut adalah Paris kein Tag ohne dich 2020 yang disutradarai oleh Ulrike Schaz, Unter Schnee 2011 karya sutradara Ulrike Ottinger, dan Becoming Black 2019 karya Ines Johnson-Spain. “Kami bangga dapat menghadirkan ketiga sutradara perempuan Jerman ini, masing-masing dengan prestasi yang sama mencengangkan dalam cabang seni lainnya, termasuk fotografi dan seni pertunjukan. Ketiga film dokumenter ini membahas beberapa topik paling mendesak masa kini sejarah pribadi yang tertanam menjadi bagian masyarakat, perubahan iklim, dan sejarah sebagai proses yang tidak hanya melibatkan politisi yang berkantor di istana, namun juga kita sebagai individu dengan perasaan dan aspirasi kita sendiri,” kata Kepala Bagian Program Budaya Goethe-Institut Indonesien Ingo Schöningh. Ia menambahkan, “German Cinema 2021 hadir untuk meyakinkan penonton tentang keragaman isinya melalui seleksi lima film cerita.” Untuk penonton muda di Indonesia, German Cinema memutar film Amelie rennt 2017 dan Der Junge muss an die frische Luft 2018 dengan takarir bahasa Indonesia. Keduanya adalah cerita yang mengharukan tentang makna keluarga dan pentingnya membangun kepercayaan dengan anggota masyarakat lainnya sejak usia dini, di mana dan dalam kondisi apa pun kita hidup. Grüße aus Fukushima 2016 karya Doris Dörrie adalah film yang pengambilan gambarnya sepenuhnya dilakukan di Jepang dalam warna hitam dan putih yang menakjubkan. Film itu menggambarkan pertemuan dua perempuan, Mary dari Jerman dan Satomi, Geisha terakhir Fukushima. Tampaknya tidak ada apa pun di dunia ini yang dapat menyatukan mereka. Tetapi keduanya menderita—masing-masing dengan caranya sendiri—karena hal-hal di masa lalu yang belum terselesaikan. Sementara itu, Atlas 2019 menggabungkan isu gentrifikasi dan inisiatif warga sipil dengan hubungan ayah-anak. Film ini adalah satu pengingat tentang salah satu hak kita yang sangat berharga yaitu hak untuk membangun dan memelihara rumah kita di kota. Terakhir, Die Goldfische 2019 membawa penonton mengikuti perjalanan menegangkan dari Jerman ke Swiss bersama geng Goldfische! Hati-hati, mereka memiliki sesuatu di dalam van, yang dengan lihai mereka sembunyikan dan samarkan sebagai bagian dari disabilitas tubuh mereka. Satu petualangan istimewa yang layak dicoba, film yang sangat menyenangkan untuk menyambut liburan! RO/OL-1 NUSADAILYCOM - JAKARTA - Fakta kebanyakan meyebutkan, wanita merupakan mayoritas penduduk di Jerman, hidup lebih lama daripada pria dan berpendidikan lebih baik.
Dimulai dari kegemaran menonton film-film pada festival film dan pemutaran alternatif, InfoScreening merupakan usaha memberikan informasi seputar pemutaran alternatif dan juga pemutaran film pada festival-festival film yang ada di Indonesia. Usaha ini dimulai dari akun twitter kami yang telah dibuat dari tahun 2012, InfoScreening, berlanjut dengan website Diharapkan usaha ini dapat berguna bagi semua aspek semesta perfilman di tanah air.
Številke Na festival je bilo prijavljenih 136 filmov (17 celovečernih, 17 srednjemetražnih in 102 kratka oziroma z žanrskega vidika 57 igranih, 49 dokumentarnih, 19 eksperimentalnih in 11 animiranih). Programski odbor, v katerem so sedeli vodja FSF-ja Igor Prassel, Katja Čičigoj in Bojana Bregar, jih je v program festivala (tekmovalni
Festival Film Tahunan German Cinema Kembali Digelar 1-6 Oktober 2019 1 Oct 2019 Foto dok. Goethe-Institut Indonesien Festival film German Cinema yang digelar oleh Goethe-Institut Indonesien kembali berlangsung. Festival film yang memasuki edisi ketujuh ini membawa film-film terbaik dari Jerman ke bioskop-bioskop di enam kota besar di Indonesia. Petualangan, dokumentasi terkini, kisah keluarga, dan ketegangan murni hadir menghibur para penonton di Indonesia. Dalam rangka memperingati 30 tahun keruntuhan Tembok Berlin, German Cinema juga menampilkan tiga film yang menjelajahi kehidupan di Jerman Timur dan Barat pada masa itu. Masing-masing film itu menceritakan kisah-kisah yang sangat pribadi dari sudut pandang yang berbeda-beda Balloon karya Michael “Bully” Herbig merupakan film thriller bertempo tinggi yang penuh ketegangan, sementara adaptasi novel Adam & Evelyn sangat tenang dan atmosferis, dengan banyak adegan dan latar yang indah. "Sementara itu, biografi Gundermann menyajikan potret sosok yang menonjol, seorang penyanyi dan penulis lagu terkenal di Jerman Timur, yang mengendarai mesin keruk raksasa di tambang batu bara untuk mencari nafkah, dan sekaligus menjadi mata-mata untuk Stasi,” kata Anna Maria Strauß, Kepala Bagian Program Budaya di Goethe-Institut Indonesien. Sama seperti pada tahun-tahun lalu, German Cinema juga mengedepankan film-film dokumenter bertema aktual. Exit - Leaving Extremism Behind menceritakan kisah sutradara Karen Winther. Dengan diilhami oleh perjalanan hidupnya sendiri, film ini menelaah mengapa orang bergabung dengan kelompok ekstremis dan bagaimana mereka bisa keluar lagi. German Cinema juga membawa serta banyak film favorit penonton, termasuk film komedi perjalanan 25km/h, film kisah perjalanan menuju kedewasaan yang seru dan lucu, Mountain Miracle, untuk audiens yang lebih muda, serta kisah keluarga yang menyentuh All About Me, film yang paling banyak menjaring penonton di bioskop-bioskop Jerman selama tahun lalu. “Menggabungkan film favorit penonton dengan film dokumenter terkini serta film cerita yang menonjol dari segi artistik dengan kisah yang wajib diceritakan telah menjadi ciri khas semua edisi German Cinema,” jelas Anna Maria Strauß. German Cinema digelar mulai tanggal 1 hingga 6 Oktober 2019 di bioskop-bioskop di Jakarta, Denpasar, Bandung, Makassar, Yogyakarta, dan Surabaya. Jangan kelewatan. f BACA JUGA Bebas Mesin Waktu Pemersatu Sahabat Teguran KPI Pada The SpongeBob Squarepants Movie Undang Reaksi warganet Petualangan Luar Angkasa Brad PittTopicFestivalfilmjerman, FestivalFilm, filmjerman, filminternasional, film, jerman MORE ARTICLE
. 267 443 94 118 67 470 75 366

festival film jerman 2016